Liputan6.com, Uttar Pradesh - Hujan badai lebat yang memicu banjir dan menyebabkan bangunan runtuh, telah menewaskan sedikitnya 49 orang di negara bagian Uttar Pradesh, India utara sejak Kamis 26 Juli 2018, kata pejabat setempat.
Korban tewas disebabkan oleh tertimbun reruntuhan bangunan. Sementara yang lainnya mati tenggelam, tersengat listrik atau tewas dalam kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh hujan, kata pejabat manajemen bencana India seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (29/7/2018).
Sampai saat ini, badan meteorologi India masih mengeluarkan peringatan badai lanjutan di area tersebut.
Dengan banyaknya rumah yang rusak, pihak berwenang di Uttar Pradesh --rumah bagi sekitar 220 juta orang-- mengimbau warga untuk terus waspada dan agar semua bangunan yang berisiko roboh dapat segera dikosongkan.
Baca Juga
Advertisement
New Delhi Terdampak
Hujan lebat juga menghantam New Delhi dan negara bagian Rajasthan di India barat yang populer di kalangan turis.
Menurut laporan badan meteorologi setempat, terjadi hujan dengan intensitas 11 cm dalam 24 jam di distrik Bharatpur, Rajasthan, pada Jumat 27 Juli 2018.
Hujan deras mengakibatkan Sungai Yamuna di New Delhi mencapai ketinggian bahaya 204 m dan meningkat satu meter lagi pada Sabtu 28 Juli 2018.
Hal itu memicu pihak berwenang untuk mengeluarkan peringatan. Tingkat air di Sungai Yamunia diperkirakan akan meningkat lebih lanjut, kata pemerintah Delhi.
Keruntuhan bangunan sering terjadi di India, terutama selama musim hujan yang terjadi dari akhir Juni hingga September.
Badan meteorologi setempat juga telah memperingatkan hujan lebat di sebagian besar India utara selama lima hari ke depan.
Simak video pilihan berikut:
Lebih dari 110 Orang Tewas dalam Serangan Badai Debu di India
Sementara itu, beberapa bulan lalu, badai debu yang memicu angin dan petir kencang menyebabkan lebih dari 110 orang tewas dan ratusan lainnya terluka sejak Rabu, 2 Mei 2018, di wilayah barat laut India.
Di negara bagian Rajasthan, setidaknya 35 orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka, setelah angin kencang merobohkan ribuan tiang listrik dan membuat ratusan pohon tumbang.
"(Badai) ini menyebabkan terputusnya aliran listrik dan air bersih. Mayoritas korban meninggal karena tertimpa dinding dan atap rumah yang roboh di tengah malam," ujar Ravi Kant, Komisioner Distrik Jaipur, sebagaimana dikutip dari CNN pada Jumat 4 Mei 2018.
Di wilayah tetangganya, di negara bagian Uttar Pradesh, korban tewas akibat badai debu mencapai setidaknya 73 orang, yang mayoritas (sebanyak 43 orang) terjadi di kota Agra.
Menurut kepala otoritas penanggulangan bencana di negara bagian Uttar Pradesh, Sanjay Kumar, tingginya jumlah korban tewas berasal dari mereka yang terjebak reruntuhan bangunan.
"Banyak bangunan rumah yang tidak kuat menahan terjangan angin kencang, tidak sedikit pula yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang," jelas Sanjay.
Pemerintah negara bagian Uttar Pradesh telah menyatakan status waspada selama 48 jam sejak Kamis, 3 Mei 2018.
Ahli meteorologi CNN, Pedram Javaheri, menerangkan bahwa saat ini India tengah memasuki periode angin muson panas yang kerap membawa serta hujan.
Anomali cuaca pada wilayah Teluk, serta tekanan udara tinggi di kawasan barat perairan Samudra Hindia, juga memicu terjadinya kondisi ekstrem, seperti badai debu atau hujan lebat.
"Badai sore dan periode hujan deras telah lebih banyak terjadi di wilayah ini selama beberapa minggu terakhir," ujar Javaheri.
"Badai sore ini kemungkinan adalah pelakunya, mendorong angin kuat ke wilayah barat daya India, yang disertai debu dan pasir di dalamnya," ia menambahkan.
Selama beberapa tahun sebelumnya, menurut catatan Javaheri, wilayah barat laut India cenderung memiliki curah hujan di bawah rata-rata ketika memasuki periode angin muson musim panas.
Advertisement