BNPB: 1 Korban Tewas Gempa Lombok Warga Negara Malaysia

BNPB melaporkan, dari 8 korban meninggal akibat gempa Lombok, satu di antaranya merupakan warga negara Malaysia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 29 Jul 2018, 12:08 WIB
Ilustrasi Malaysia (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang berkekuatan 6,4 SR  Minggu pagi 29 Juli 2018 terus bertambah. Kini dilaporkan mencapai 10 orang.

"Hingga pukul 09.45 WIB tercatat dampak gempa menyebabkan 10 orang meninggal dunia. Sebanyak 40 orang lainnya luka-luka dan puluhan rumah dilaporkan rusak," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, pada Minggu (29/7/2018) dalam keterangan tertulisnya.

Dampak gempa Lombok diperkirakan akan bertambah mengingat pendataan masih berlangsung dan belum semua lokasi terdata.

Menurut data sementara dari BPBD Provinsi NTB, tercatat di Kabupaten Lombok Timur terdapat delapan orang meninggal dunia, 10 orang luka berat, 10 orang luka ringan dan puluhan rumah rusak.

"Dari delapan korban meninggal terdapat satu orang warga negara Malaysia. Identitas korban meninggal dunia diketahui bernama Isma Wida berusia 30 tahun," papar Sutopo.

Sementara korban gempa Lombok lain yang sudah diidentifikasi adalah Ina Marah (60 tahun), Ina Rumenah (58 tahun), sedangkan 5 orang lain yang meninggal dunia masih dalam pendataan identitas oleh petugas.

Di Kabupaten Lombok Utara juga terdapat dua orang meninggal dunia, dan 13 orang luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, serta tujuh orang di Puskesmas Bayan.

 

Saksikan juga video berikut ini:


Longsor di Rinjani

Ilustrasi Tanah Longsor

Berdasarkan laporan juga terdapat longsor cukup besar dari Gunung Rinjani di mana material longsoran mengarah ke utara pascagempa 6,4 SR. Saat ini jalur pendakian ke Gunung Rinjani ditutup dan aparat masih melakukan pemantauan terhadap dampak longsor yang ada.

Gempa susulan juga masih terus berlangsung dan hingga pukul 09.20 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 66 kali gempa susulan. Gempa susulan ini dengan kekuatan yang lebih kecil dan tidak berpotensi tsunami.

Ini adalah hal yang alamiah di mana setelah terjadi gempa besar, akan diikuti oleh gempa-gempa susulan yang lebih kecil dalam rangka mencari keseimbangan sistem lempeng atau sesar yang ada, ujarnya.

Petugas BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI, Tagana, dan relawan terus melakukan penanganan darurat. Posko BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTB dan BPBD Kabupaten/Kota terdampak gempa. Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah menuju ke lokasi bencana untuk memberikan pendampingan BPBD.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya