Liputan6.com, Yogyakarta Pemerintah Indonesia terus mendorong sektor wirausaha untuk terus berkembang, khususnya di kalangan anak muda. Dua kunci utama untuk menjadi wirausaha adalah kreatif dan inovatif.
Hal ini dipaparkan Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker), M. Hanif Dhakiri, saat menjadi narasumber Dialog Kebangsaan Akademi Kewirausahaan Masyarakat bertajuk “Peran Socialpreneur Sebagai Alternatif Karir dan Akselerator Produktifitas Masyarakat Desa” di FISIPOL UGM, Yogyakarta, Sabtu (28/7/2018).
Advertisement
Turut hadir dalam dialog ini, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, Dekan FISIPOL UGM Erwan Agus Purwanto, Direktur Informasi Pasar Kerja, Roostiawati, Kadisnaketrans DIY Andung Prihadi, dan Kepala BLK Lembang Aan Subhan.
Ia mengatakan, saat ini kreativitas dan inovasi generasi muda adalah kunci untuk memulai wirausaha. Karena dengan keduanya, wirausahawan akan tetap bertahan dalam berbagai perubahan iklim bisnis dan indusri.
"Usia muda tidak berpengalaman itu hal wajar, usia tua berpengalaman itu juga merupakan hal yang wajar, tapi pemuda yang memiliki kreatifitas tingi akan menjadi sesuatu yang luar biasa," kata Hanif di hadapan ratusan civitas akademika UGM.
Dirinya mencontohkan, banyak perusahaan besar yang gagal eksis di tengah perubahan zaman karena gagal melakukan inovasi.
"Oleh karenanya, kalau mau nyemplung menjadi wirausaha harus percaya pada kerja keras yang kreatif dan inovatif," ucap Hanif.
Selain itu, untuk memulai menjadi wirausahawan, imbuhnya, tidak boleh hanya dilandasi dengan motivasi profit oriented saja. Lebih dari itu, motivasi bisnis anak muda sebaiknya adalah wirausaha sosial.
Dengan motivasi tersebut, anak muda tidak hanya menjadi wirausahawan yang mengejar keuntungan bisnis semata, tapi juga bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi lingkungan masyarakat.
"Jadi kita menempatkan diri sebagai agen perubahan. Kalau niat kaya saja salah, tapi kalau niat bantu orang itu baru benar," ujar Hanif.
Dalam kesempatan ini, ia juga memberikan contoh salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam mendorong wirausahawan muda. Dukungan itu adalah diresmikannya Innovation Room di Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Pembangunan Innovation Room didasari pemikiran bahwa perkembangan teknologi dan informasi telah memberi pengaruh besar terhadap perubahan model bisnis dan keterampilan yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, Innovation Room diharapkan dapat menjadi sarana untuk membekali generasi muda tentang literasi digital, khususnya digital skill.
"Kunci menjalankan wirausaha adalah kreatifitas dan inovasi. Namun, wirausaha kita harus ditopang dengan IT," ucap Hanif.
Sementara itu, Dekan FISIPOL UGM, Erwan Agus Purwanto, menyatakan bahwa untuk membekali mahasiswa keterampilan berwirausaha, Kampus UGM telah menyiapkan program inkubasi start-up.
Program tersebut telah menhasilkan 15 grup start-up dari kalangan mahasiswa. Program ini juga akan terus dikembangkan hingga menjadi akademi kewirausahaan masyarakat.
"Jadi saat ini ada 100 orang yang sudah tergabung. Tujuannya untuk menyiapkan calon sosio-preneur," kata Erwan.
(*)