Konflik Dengan Rossi Bikin Marquez Tambah Dewasa

Marquez bersitegang dengan Rossi sejak 2015.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2018, 08:40 WIB
Pembalap Spanyol dari tim Ducati, Jorge Lorenzo, pembalap tim Repsol Honda, Marc Marquez dan pembalap tim Ducati, Andrea Dovizioso saat balapan MotoGP Catalunya di Sirkuit Catalunya di Montmelo, (17/6). (AFP PHOTO / Lluis Gen)

Liputan6.com, Brno - Marc Marquez telah mengukir prestasi luar biasa selama menjalani balapan paruh musim MotoGP 2018. Lima kemenangan ditambah posisi runner-up dua kali dari sembilan balapan terakhir merupakan catatan yang berhasil ditorehkannya.

Prestasi itu telah menempatkan Marquez berada di posisi pertama pada klasemen sementara MotoGP dengan mengumpulkan 165 poin. Dia unggul 46 angka dari Valentino Rossi yang berada di tempat kedua.

Marquez menyatakan bahwa salah satu keberhasilannya menjaga konsistensi balapan selama akhir pekan, tak lepas dari insiden senggolan dengan Rossi, yang terjadi di Sirkuit International Sepang tiga tahun lalu.

Juara empat kali MotoGP itu menuturkan bahwa dirinya tidak bermaksud untuk mengungkit peristiwa tersebut. Namun, dengan adanya kejadian itu dia merasa jauh lebih dewasa dalam menghadapi tekanan baik di paddock maupun lintasan.

Sehingga, ketika terjadi konflik yang sama dengan Rossi, Marquez lebih tenang menghadapi tekanan, seperti yang terjadi di Argentina, dirinya lekas meminta maaf kepada The Doctor. Meskipun saat itu permintaan maafnya ditolak.

 


Komentar Marquez

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez beraksi pada kualifikasi MotoGP Italia 2018. (FILIPPO MONTEFORTE / AFP)

"Saya belajar banyak dari situasi 2015. Situasi itu telah membantu saya untuk memahami bahwa di dalam trek pembalap yang harus memutuskan dan mengendalikan diri, tetapi di luar itu sulit untuk dikatakan," tutur Marquez seperti dikutip dari Corsedimoto.

"Tidak peduli bagaimana Anda berbicara, tetapi tidak semua orang mengerti apa yang kita inginkan. Intinya, ini telah membantu saya banyak dan itu telah membentuk kepribadian saya jauh lebih baik," katanya menambahkan.

Sejak saat itu, Marquez berusaha untuk menempatkan posisi terbaiknya di dalam lintasan dan menahan tekanan. Artinya, ini tidak ada sangkut pautnya dengan strategi.

"Ini adalah konsekuensi. Saya mengalami dan itu sangat membantu saya," ujarnya.

"Ini seperti pemain bola, ketika pesepak bola yakin tendangan dari luar kotak penalti akan masuk ke gawang lawan, maka itu akan terjadi," Marquez mengakhiri.

(David Permana)

Saksikan video pilihan di bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya