Tunggu Keseruan Pesta Egrang di Jember pada September

Festival Egrang bakal digelar ke sembilan kalinya di Jember, Jawa Timur.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jul 2018, 06:31 WIB
Sepak bola egrang selalu diadakan dalam masa pengenalan lingkungan sekolah di SMAN 4 Tegal. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Jember - Kegiatan Pasar Lumpur yang digelar Komunitas Tanoker di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu, 29 Juli 2018, meluncurkan Festival Egrang ke-9 yang akan digelar pada 22 September 2018.

"Yang berbeda pada acara Pasar Lumpur kali ini adalah diluncurkan rangkaian kegiatan Festival Egrang ke-9 yang puncaknya akan dirayakan pada 22 September mendatang," kata Koordinator Tanoker Farha Ciciek di Jember, dilansir Antara.

Menurutnya, Festival Egrang merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Tanoker satu kali dalam setahun dan kini sudah mencapai festival yang ke sembilan. Maka itu, bukan sekedar festival biasa karena selama ini festival itu sudah menjadi pesta rakyat bagi masyarakat Desa/Kecamatan Ledokombo.

"Sekaligus menjadi salah satu ikon Kabupaten Jember yang mendorong lahirnya desa wisata dan berbeda dengan wisata yang lain, jenis wisata yang dikembangkan di Ledokombo sifatnya adalah wisata edukatif bertajuk Desa Wisata Belajar," tuturnya.

Ia menjelaskan keberadaan desa wisata belajar juga mendorong warga untuk terus berkembang dengan menekuni berbagai kegiatan kreatif seperti membuat kerajinan tangan, menciptakan kuliner sehat dan ragam kegiatan edukatif lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan skill anak-anak hingga orang dewasa.

"Permainan tradisional egrang menjadi salah satu permainan khas Ledokombo yang bersifat edukatif-sportif karena permainan tersebut memerlukan aturan main yang disepakati bersama," katanya.

Dengan gerakan-gerakan enerjik seperti berlari, berkelit, melompat, atau menaikturunkan tangan. Dengan begitu, anak-anak diharapkan dapat terus mengembangkan keaktifan dan kekreatifannya secara dinamis.

"Festival Egrang dirancang sedemikian rupa dengan tujuan mengembangkan kecerdasan intelektual, emosi diri, kreativitas, kemampuan bersosial, serta kemampuan motorik anak, kemudian menjadi media pengenalan budaya lokal, sekaligus usaha pemenuhan hak anak untuk bermain dan memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif dan kreatif," tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, festival bertujuan untuk membangun hubungan dan memperkuat relasi antartokoh dan para penggiat pembaharuan 'Perlindungan dan Pengasuhan Anak Terpadu Berbasis Komunitas'. Dengan begitu, mereka secara bersama-sama merumuskan model-model perlindungan anak terpadu berbasis komunitas yang dinamis, sesuai dengan kebutuhan di komunitas-komunitas tertentu.

"Festival egrang juga memperluas ruang bagi anak agar mampu mendeskripsikan kebutuhan, kekuatan, dan potensi yang dimilikinya, juga melatih anak melakukan praktik-praktik baik untuk mencari solusi atas permasalahan yang mungkin dihadapinya, serta menggunakan berbagai jenis media," katanya.

Sementara itu, kegiatan Pasar Lumpur yang merupakan acara setiap bulan tersebut sebagai wadah mengekspresikan proses-proses kreatif yang dihasilkan masyarakat di Kecamatan Ledokombo.

Di lahan seluas satu hektare di persawahan Sumber Lesung Onjur, masyarakat Ledokombo berkesempatan mengekspresikan hasil karyanya berupa penyajian aneka kuliner sehat kreatif, aneka produk kerajinan, dan penjualan barang bekas berkualitas.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya