Pasar Hewan Arab Saudi Mulai Ramai

Jemaah haji (calhaj) Indonesia banyak yang memilih haji tamattu', yakni melakukan umrah lebih dahulu kemudian mengerjakan haji. Cara ini dikenakan dam.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Okt 2011, 15:04 WIB
Liputan6.com, Mekkah: Jemaah haji (calhaj) Indonesia banyak yang memilih haji tamattu', yakni melakukan umrah lebih dahulu kemudian mengerjakan haji. Cara ini dikenakan dam.

Para calhaj Indonesia sebagian memilih haji tamattu'. Namun ada sejumlah calhaj yang memilih haji ifrad atau qiran. Haji ifrad adalah melakukan haji saja. Bagi yang akan umrah, setelah menyelesaikan hajinya dapat melaksanakan umrah.

Seorang Calhaj yang bernama Muhammad Sais itu diantar ke Sektor Khusus Masjidil Haram, karena tidak tahu jalan pulang ke pemondokan setelah melaksanakan salat Subuh dan ibadah lainnya di Masjidil Haram. Pria yang usianya di di kisaran kepala enam itu, masih mengenakan pakaian ihram. Padahal sudah beberapa hari sampai di Makkah dan telah melaksanakan umrah.

"Saya sudah melakukan umrah," ujar pria yang berasal dari Maluku Utara yang tergabung di kloter 10 embarkasi Ujung Pandang itu. Dia tahu, kalau harus memakai pakaian ihram hingga setelah puncak haji atau setelah rangkaian hajinya selesai dikerjakan."Sampai selesai wukuf di Arafah nanti," imbuhnya. Dia memilih ifrad, karena panggilan hati. Di rombongannya yang memilih ifrad ada 10 orang.

Naib Amirul Haj KH Hasyim Muzadi mengatakan, memilih ifrad, qiran atau tamattu' merupakan pilihan masing-masing. "Silakan pilih sendiri. Islam tidak memilihkan. Ifrad tidak bayar dam," tegasnya.

Sementara itu, suasana di pasar Kaqiyah yang menjual hewan seperti kambing dan unta serta menyediakan tempat penyembelihannya, kemarin (29/10) tampak ramai. Sejumlah calhaj Indonesia dan negara lain tampak datang."Saya mau melihat-lihat dulu," ujar Muhammad Ibrahim, calhaj dari kloter 13 embarkasi Aceh ditemui di depan pasar Kaqiyah.

Dia tidak sendiri. Bersama sekitar 7 rekan-rekannya, dia didampingi oleh guide, seorang mahasiswa Al Azhar, Kairo, Munawir. "Bisa lewat bank. Tapi, saya mau lihat dulu di sini. Sebab, rombongan 1 dan 3 mengeluarkan SR 350 (riyal) untuk membayar dam tamattu`. Itu katanya sudah termasuk paket ziarah ke gua tsur dan hira, serta melihat-lihat Arafah, Mina, dan Muzdalifah. Cukup umurnya untuk disembelih. Yang penting sah," ujar Ibrahim yang tergabung di rombongan 9 itu.

Dari beberapa pedagang yang ditemui di pasar tersebut, harga hewan variatif. Tentu harus pandai menawar. "Alfain wa tsamania miat riyal (2.800 riyal, Red)," ujar seorang pria ketika salah seorang jamaah Indonesia bertanya berapa harga 1 ekor unta yang ketika itu masih berada di atas truk besar di depan pasar. Truk itu mengangkut beberapa unta. Ukuran unta itu tidak besar. "Alef wa itsna miatain (1.200 riyal, Red)," ujar pria yang terus menawarkan ketika ditanya harga domba yang cukup besar. Sedangkan untuk domba barbar kisarannya sekitar 300 riyal.

Di pasar ini, bisa cari hewan seperti kambing atau domba dan unta sesuai yang diinginkan. Jumlah hewan di di sini bisa ribuan. Di dalam pasar juga ada bangunan khusus yang cukup luas. Di tempat ini, hewan tersebut disembelih dan dipotong dagingnya. (Kemenag/ARI)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya