BNPB Ungkap Gempa Susulan di NTB Terjadi 276 Kali

Gempa berkekuatan 6,4 skala richter sempat mengguncang Lombok pada Minggu 29 Juli.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2018, 19:46 WIB
Penduduk desa berjalan di depan rumah yang roboh akibat gempa di desa Sajang, Sembalun, Lombok Timur, Minggu (29/7). Data sementara mencatat, gempa bumi tektonik 6.4 SR itu mengakibatkan 10 orang meninggal dunia dan puluhan rumah rusak. (AP/Rosidin)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terjadi gempa susulan. Gempa berkekuatan 6,4 skala richter sempat mengguncang Lombok pada Minggu 29 Juli.

"Gempa susulan terus berlangsung, sampai tadi pagi sebanyak 276 kali gempa susulan, dengan intensitas kecil, ini wajar. Lempeng atau sesar akan lepaskan energinya, yang kita kenal dengan gempa dengan intensitas lebih kecil," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/7/2018).

Kendati demikian, dirinya pun memastikan gempa tersebut tak akan berdampak hingga sampai terjadinya Tsunami. Karena timbulnya tsunami jika gempa berkekutan mulai dari 7 skala richter hingga lebih.

"Gempa dipicu karena sesar naik Flores yang memanjang dari laut Arafuru sampe Selat Bali. Mengapa tidak membangkitkan tsunami? Tsunami akan diaktivasi oleh BMKG ketika gempa di atas 7 skala richter kedalaman kurang dari 20 km dan berada di laut terutama di daerah. Gempa kemarin tidak menyebabkan tsunami," jelas Sutopo.

 


Masih Mengungsi

Sampai saat ini, sebagian besar belum ada warga yang memberanikan dirinya untuk kembali ke rumah atau tinggal asalnya. Karena memang masyarakat di sana masih merasakan getaran meskipun dengan intensitas yang tak besar.

"Masyarakat karena trauma sebagian besar belum berani masuk ke rumah masing-masing. Masih tinggal di lapangan, pos-pos pngungsian. Karena gempa masih dirasakan, terutama Pulau Lombok, Sumbawa dan Bali," Sutopo memungkasi.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya