Liputan6.com, Kuala Lumpur - Penyelidik peristiwa hilangnya pesawat MH370 milik maskapai Malaysia Airlines mengatakan mereka tidak dapat menentukan penyebab dari salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia tersebut.
Otoritas Malaysia pada Senin, 30 Juli 2018, merilis laporan akhir mengenai penyelidikan terhadap pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines yang hilang dalam perjalanan menuju Beijing dari Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, pada 8 Maret 2014.
"Tim penyelidik tidak dapat menentukan penyebab sebenarnya dalam kasus hilangnya MH370," kata Kok Soo Chon, kepala tim investigasi keselamatan MH370, kepada wartawan, seperti dikutip dari ABC Indonesia, Selasa (31/7/2018).
Keluarga dan kerabat dari penumpang dan kru di pesawat MH370 mengaku kecewa dengan kurangnya informasi baru dalam laporan tersebut.
Mereka tampak menangis setelah meninggalkan pertemuan yang berlangsung di Kementerian Transportasi Malaysia.
Kok Soo Chon mengawali konferensi pers itu dengan mengatakan laporan ini bukan yang terakhir, tetapi kemudian mengklarifikasi pernyataannya dengan mengatakan hal itu disebabkan karena mereka belum menemukan korban atau sebagian besar dari reruntuhan pesawat.
Baca Juga
Advertisement
"Jawabannya hanya bisa disimpulkan secara konklusif jika puing pesawat ditemukan," kata Kok Soo Chon.
"Sejauh menyangkut tim kami, pekerjaan kami sudah selesai, kami telah merilis laporan."
Dia juga mengatakan kemungkinan adanya gangguan luar pada pesawat MH370 juga ada, tetapi para penyelidik tidak tahu pasti.
"Kami tidak dapat menentukan dengan pasti alasan mengapa pesawat itu dialihkan dari rute rencana penerbangan yang diajukan," katanya.
"Kurangnya bukti termasuk alat perekam yang bisa menunjukkan mengapa pesawat itu terbang ke Samudra Hindia Selatan."
Pertanyaan yang Belum Terjawab
Banyak pertanyaan juga masih belum terjawab seputar mengapa butuh waktu yang lama bagi pihak berwenang untuk membuat peringatan soal hilangnya pesawat MH370 dari radar, dan mengapa mereka menghabiskan waktu delapan hari mencari di tempat yang salah.
Kerabat dan keluarga korban juga mengeluh bahwa tidak ada perwakilan dari tim pencari maupun Departemen Perhubungan yang hadir langsung dalam konferensi pers ini untuk menjawab pertanyaan mereka.
Laporan itu dirilis dua bulan setelah Malaysia membatalkan pencarian bawah laut yang didanai swasta terhadap pesawat yang membawa 239 orang.
Sejumlah anggota keluarga mengatakan kepada wartawan usai konferensi pers, bahwa laporan akhir tentang MH370 itu juga menyoroti kesalahan dan protokol serta pedoman yang tidak diikuti.
"Kami berharap bahwa kesalahan-kesalahan ini tidak akan terulang dan langkah-langkah dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan," kata Grace Nathan, seorang pengacara yang ibunya, Anne Daisy, berada di pesawat.
"Satu hal yang mereka tekankan adalah bahwa laporan ini bukan untuk menyalahkan, itu hanya penyelidikan keamanan," katanya, menambahkan bahwa para peneliti terbatas dalam upaya mereka, karena didasarkan pada informasi yang diberikan kepada mereka.
Simak video pilihan berikut:
Keluarga Mendesak Peninjauan Kembali
Pada 29 Mei, Malaysia membatalkan pencarian berdurasi tiga bulan oleh perusahaan AS Ocean Infinity yang sebelumnya telah melakukan pencarian di areal seluas 112.000 kilometer persegi di dasar Samudera Hindia selatan dan berakhir tanpa temuan signifikan.
Ini adalah pencarian besar kedua setelah Australia, China dan Malaysia mengakhiri misi pencarian yang menelai biaya senilai 200 juta dolar Australia di area seluas 120.000 kilometer persegi tahun lalu.
Voice 370, sebuah kelompok yang mewakili kerabat korban MH370, sebelumnya telah mendesak Pemerintah Malaysia untuk meninjau kembali penerbangan MH370, termasuk "pemalsuan atau penghapusan catatan yang mungkin terkait dengan MH370 dan pemeliharaannya".
Keluarga mengatakan laporan itu menunjukkan kesalahan oleh pusat kontrol lalu lintas udara Malaysia (ATC). Dimana laporan itu menunjukkan hanya ada dua panggilan telepon yang dilakukan ke pesawat MH370 dari darat dengan selang waktu empat hingga lima jam.
Para investigator juga berusaha mencari tahu mengapa Boeing 777 itu membelok ribuan mil dari rute yang dijadwalkan sebelum akhirnya terjun ke Samudera Hindia dan diyakini seseorang telah sengaja mematikan transponder MH370 sebelum mengalihkan pesawat itu ke Samudera Hindia.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang baru terpilih mengatakan Malaysia akan mempertimbangkan untuk melanjutkan pencarian MH370 hanya jika ditemukan petunjuk baru.
Advertisement