Lombok - Muhammad Ainul Taksim (25), pendaki asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tewas saat gempa Lombok berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) mengguncang Gunung Rinjani, Minggu pagi, 29 Juli 2018. Ternyata, semasa hidup, ia punya keinginan besar menuntaskan asa mendaki gunung sebelum melepas masa lajangnya.
Hal itu diungkapkan Amrullah (59), ayah kandung korban gempa Lombok di Gunung Rinjani tersebut, saat ditemui di kediamannya, Kompleks Bumi Sudiang Raya, Blok J/14, Kelurahan Laikang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Senin, 30 Juli 2018.
Amrullah mengungkapkan, anak keempat dari enam bersaudara itu bahkan menolak keras untuk dinikahkan sebelum keinginannya untuk mendaki tiga gunung di luar Sulsel dituntaskan.
Baca Juga
Advertisement
"Saya mau kasih kawin, tapi dia bilang jangan dulu karena masih ada cita-citanya yang belum terpenuhi. Dia masih mau daki tiga gunung, baru setelah itu dia lanjut menikah dan kerja lagi," ucap sang ayah sembari memperlihatkan foto anaknya yang digenggam erat dalam pangkuannya.
Tiga gunung yang didambakan sang anak untuk didaki adalah Rinjani, Bromo, dan Semeru. Apabila misi pendakiannya tuntas, kerja hingga mengikuti keinginan sang ayah untuk menikah bakal dilaksanakan.
"Itu dia mau sekali selesaikan dulu pendakiannya, baru dia lanjut kerja, baru di situ juga mungkin dia langsung bertekad sekali untuk kasih selesai pendakiannya," ujar Amrullah, dikutip JawaPos.com, saat membeberkan keinginan sang anak sebelum menjadi korban meninggal terdampak gempa Lombok di Gunung Rinjani.
Baca berita menarik dari JawaPos.com lain di sini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kakak Korban Jemput Jenazah Ainul
Ainul dikabarkan tewas meninggal dunia dalam upaya menyelamatkan diri saat gempa Lombok melanda. Ia meninggal dunia akibat luka di kepala.
Saat ini, kakak tertua korban, Indah Musdalifah (30), sudah terbang ke Lombok untuk menjemput jenazah korban.
"Tadi pagi sudah pergi anak tertua saya, kakaknya Ainul, ke Lombok. Kita tunggu proses administrasi karena Ainul sudah dievakuasi," ucap Amrullah.
Adapun hingga Senin, 30 Juli 2018, suasana duka juga masih terlihat menyelimuti kediamannya. Kerabat masih menunggu kepulangan jenazah Ainul yang dikabarkan menjadi korban saat berkemah sebelum tiba di puncak Rinjani.
Rencananya, Ainul bakal dimakamkan di pekuburan tokoh masyarakat Laikang, di Kelurahan Laikang, Biringkanaya.
Advertisement