Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) pada Minggu, 29 Juli 2018 serta ratusan gempa susulan yang terjadi di Lombok tidak berkaitan dengan Gunung Rinjani.
Kepala Subbidang Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Timur PVMBG pada Badan Geologi Kemementerian ESDM, Akhmad Solikhin, menuturkan, berdasarkan pemantauan di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Rinjani belum ada peningkatan aktivitas vulkanik di gunung api setinggi 3.726 (mdpl) itu akibat gempa Lombok. Namun, menurut mereka, terjadi kerusakan bangunan Pos PGA.
"Gempa tidak berdampak pada aktivitas Gunung Rinjani. Dari seismograf, mereka bisa memisahkan mana tektonik dan vulkanik, dari karakteristik yang tampil di layar berwarna putih yang artinya gempa tektonik," ucap Akhmad di Bandung, Selasa (31/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Ia menjelaskan, sebelum adanya gempa Lombok, status Gunung Rinjani berada di level Waspada. "Sebelum gempa ada di level II atau Waspada, setelah gempa hingga saat ini aktivitas vulkaniknya tidak ada peningkatan," imbuhnya.
Meski tidak ada peningkatan vulkanis, Akhmad mengaku pihaknya tetap memantau kondisi Gunung Rinjani.
"Tapi terus kita pantau walau sudah selesai gempa. Biasanya ada jeda waktu beberapa lama," tegasnya.
Dengan status Waspada, ia menambahkan, PVMBG mengeluarkan rekomendasi agar tidak ada aktivitas pendakian maupun berkemah dengan jarak 1,5 kilometer dari Kawah Barujari.
Simak video pilihan berikut ini: