Pengunjung berkeliling Monumen Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1 di Aceh, Selasa (31/7). Kapal berbobot mati 2.600 ton tersebut terhempas hingga 5 Km saat tsunami melanda Aceh pada 2014 silam. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Pengunjung membaca informasi saat berkeliling Monumen Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1 di Aceh, Selasa (31/7). Kapal berbobot mati 2.600 ton tersebut memiliki panjang 63 meter. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Pengunjung beristirahat saat berkeliling Monumen Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1 di Aceh, Selasa (31/7). Kapal ini merupakan sumber tenaga listrik bagi wilayah Ulee Lheue sebelum terjadinya tsunami. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Sebuah jam yang ada pada Monumen Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1 di Aceh, Selasa (31/7). Dengan bobot 2.600 ton, tidak ada yang membayangkan kapal ini dapat bergerak hingga ke tengah Kota Banda Aceh. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Pengunjung menuruni tangga Monumen Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1 di Aceh, Selasa (31/7). Saat ini, area sekitar PLTD Apung telah dibeli pemerintah untuk ditata ulang menjadi wahana wisata edukasi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Pengunjung foto di Monumen Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1 di Aceh, Selasa (31/7). Monumen peringatan dibangun untuk mengenang korban jiwa yang jatuh akibat tsunami Aceh. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Pengunjung menelepon di sekitar Monumen Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1 di Aceh, Selasa (31/7). Dari atas kapal ini pengunjung dapat melihat rangkaian pegunungan Bukit Barisan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)