5 Faktor Mourinho Harus Angkat Kaki dari Manchester United

Kinerja Mourinho bersama Manchester United dinilai belum memuaskan.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jul 2018, 19:00 WIB
Pelatih Manchester United, Jose Mourinho. (AP/Dave Thompson)

Liputan6.com, Manchester - Tidak ada yang meragukan kemampuan Jose Mourinho sebagai manajer sepak bola. Dia sudah terbukti sukses bersama Porto, Chelsea, Inter Milan dan Real Madrid.

Namun, kinerjanya di Manchester United sejauh ini masih belum memuaskan. Mourinho berhasil memenangkan Liga Europa dan Piala Liga pada musim pertamanya tapi itu masih belum cukup untuk klub sebesar Setan Merah.

Manajer asal Portugal itu gagal mempersembahkan trofi pada musim kemarin. Menjelang musim ketiganya di Old Trafford, Manchester United masih belum terlihat meyakinkan dengan Mourinho.

Mungkin Manchester United memang harus mempertimbangkan untuk mengganti Mourinho dengan manajer lain yang bisa memberikan gelar Premier League. Karenanya, musim depan bisa jadi musim terakhir Mourinho bersama United.

Berikut ini lima alasan mengapa Jose Mourinho harus tinggalkan Manchester United seperti dilansir Sportkeeda.


5. Belanja Besar

Pelatih MU, Jose Mourinho berbincang dengan striker Romelu Lukaku. (AFP Photo/Oli Scarff)

Mourinho sudah mulai melancarkan perang urat saraf pada musim ini dengan menyerang manajer Liverpool Jurgen Klopp yang melakukan belanja besar-besaran di musim panas. Liverpool memang mendatangkan beberapa pemain dengan harga mahal tetapi Mourinho sendiri sudah mengeluar 392,55 juta pound sterling untuk belanja pemain sejak tahun 2016.

Di sisi lain, Liverpool sudah menghabiskan 411,5 juta pound sterling tetapi mereka juga mendapatkan 289,65 juta pounds dari penjualan pemain terutama Philippe Countinho. Secara hitungan, Liverpool hanya mengeluarkan 121.9 juta pounds untuk belanja pemain.

Sementara itu, Manchester United hanya mendapat 85,3 juta pound sterling dari penjualan pemain dan pengeluaran mereka jauh lebih tinggi yakni sebesar 307,25 juta pound sterling. Manchester United belum mendapatkan hasil dari investasi mereka sehingga itu menjadi tanggung jawab dari manajer.

 


4. Perkembangan Pemain Muda Terhambat

Striker Manchester United, Anthony Martial. (Dave Thompson/PA via AP)

Di bawah Sir Alex Ferguson, Manchester United dikenal sering mengembangkan bintang-bintang dunia dari akademi atau yang direkrut sejak usia muda. Mourinho punya sejarah yang buruk dengan pemain akademi dan pemain muda di semua klub yang ditanganinya. Dia lebih sering mengandalkan pemain yang sudah mapan dan berpengalaman di skuatnya.

Marcus Rashford, Anthony Martial, Matteo Darmian dan Luke Shaw dicadangkan untuk pemain yang lebih tua dan perkembangan mereka terhambat. Mereka adalah pemain yang memiliki potensi untuk menjadi pemain bintang dan perlu diberi kesempatan bermain rutin.

 


3. Sedikit Gelar

Manchester United akan menghadapi Chelsea di final Piala FA 2017-2018 yang akan berlangsung di Stadion Wembley, Sabtu (19/5/2018). (AFP/Oli Scarff)

Jose Mourinho selalu meminta publik, media dan penggemar untuk tidak berharap banyak pada musim pertamanya dan berharap banyak di musim keduanya. Itu memang terbukti di klub sebelumnya. Namun, di Manchester United, Mourinho memenangkan Piala Liga dan Liga Europa pada 2016-17 dan itu merupakan prestasi bagus tetapi gagal total pada 2017-18.

Mourinho tidak memenangkan apa pun di musim 2017-18, gagal di semua kompetisi meski sudah melakukan belanja besar-besaran. Dia terlihat kehabisan alasan dan mulai menyalahkan pemainnya.

Mourinho tidak pernah punya catatan yang bagus ketika menjalani musim ketiga di sebuah klub. Hasilnya selalu buruk dan dia dipecat. Mungkin saja Mourinho bernasib sama pada musim ketiganya di Old Trafford.


2. Tak Ada Identitas

Pelatih Manchester United, Jose Mourinho dan David de Gea tampak lesu usai dikalahkan Chelsea pada laga final Piala FA 2017-2018 di Stadion Wembley, Sabtu (19/5/2018). Chelsea menang 1-0 atas Manchester United. (AFP/Glyn Kirk)

Jose Mourinho dikenal sebagai manajer karena kehebatan taktik dan manajemen permainanya. Dia adalah manajer yang percaya akan pentingnya lini tengah. Semua tim asuhannya sebelumnya punya identitas. Mereka menerapkan permainan serangan balik dan dominasi lini tengah.

Di Manchester United, tidak ada gaya seperti itu. Jika melihat Manchester City asuhan Josep Guardiola atau Liverpool besutan Jurgen Klopp atau bahkan Arsenal pada era Arsene Wenger, mereka punya rencana permainan dan gaya permainan.

Di Manchester United, tidak ada gaya yang mirip dengan tim Mourinho sebelumnya. Hal itu membuat para pemain kebingungan dan mempengaruhi hasil di lapangan.


1. Manajemen Pemain

Manajer Manchester United, Jose Mourinho berjalan sambil tertunduk. (AFP Photo/Oli Scarff)

Mourinho memperlakukan pemain seperti Marcus Rashford dan Anthony Martial dengan tidak pantas. Martial adalah salah satu prospek terpanas dalam sepakbola modern dan punya semua kualitas untuk menjadi bintang tapi sudah diperlakukan dengan buruk. Paul Pogba, yang belum lama ini menjadi bintang Prancis di Piala Dunia juga pernah diperlakukan dengan buruk oleh Mourinho.

Lukaku juga melewati Piala Dunia yang sangat bagus, dan bahkan bersinar sebagai pemain sayap tetapi kesulitan di United. David De Gea sedang didekati oleh Real Madrid, dan jika mereka gagal mendapatkan Thibaut Courtois, Los Blancos akan berusaha mendapatkan De Gea lagi. Jika De Gea pergi, itu akan menjadi bencana untuk United.

Mourinho gagal mengeluarkan kemampuan terbaik dari para pemainnya dan sepertinya dia sudah kehilangan sentuhan magisnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya