Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan anggaran sebesar Rp 17,5 miliar pada 2018 untuk membangun rumah khusus (rusus) bagi para nelayan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan rumah khusus nelayan bertujuan agar nelayan memiliki rumah layak huni dan mengatasi kawasan kumuh di pesisir laut.
Advertisement
"Rumah khusus adalah program Kementerian PUPR yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan khusus, seperti nelayan, pemukiman kembali korban bencana atau pengungsi, guru, tenaga medis, TNI/Polri, serta petugas di daerah perbatasan dan pulau terpencil,” kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/7/2018).
Sebanyak 204 unit rumah khusus yang tersebar di tiga lokasi di Pulau Sumbawa, NTB, telah selesai dibangun pada 2017. Seluruh tempat tinggal itu juga dinyatakan telah terhuni 100 persen.
Lokasi pertama adalah rusus nelayan di Desa Tanjung luar, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 52 unit. Kemudian 100 unit untuk nelayan di Desa Labuhan Jambu, Kabupaten Sumbawa, dan 52 unit di Desa Hu’u, Kabupaten Dompu. Total biaya pembangunan 204 rusus tersebut sebesar Rp 33,6 miliar.
Direktur Rumah Khusus Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Christ Robert Marbun, menyampaikan bahwa anggaran sebesar Rp 17,5 miliar diperuntukkan pada tiga lokasi, yakni di Kota Bima sebanyak 90 unit, di Poto Tano sebanyak 40 unit dan Pulau Kaung sebanyak 50 unit.
Jumlah rumah khusus yang dibangun di NTB oleh Kementerian PUPR pada rentang waktu 2016-2018 adalah sebanyak 578 unit dengan total anggaran sebesar Rp 74,4 miliar.
Respon Nelayan
Suwaidin (21), salah seorang nelayan di Desa Hu’u mengatakan, sebelum diberikan rusus ia dan keluarga menempati rumah dengan satu kamar dari bilik bambu dengan atap yang sudah reot.
"Kami sangat bersyukur mendapat bantuan rumah khusus ini. Untuk mendapat Rusus ini tidak dikenakan biaya apapun, hanya mengumpulkan KTP dan Kartu Keluarga saja. Jaraknya ke laut juga tidak jauh hanya lima menit berjalan kaki," ujar dia.
Manfaat rusus juga dirasakan Indah (26) yang menyatakan kondisi bangunan rusus kokoh serta tersedia fasilitas air minum dan jalan lingkungan.
"Sebelumnya keluarga kami tinggal bersama mertua. Rumahnya tidak layak huni, dindingnya sudah rapuh, tidak bisa untuk bersandar karena khawatir rubuh," ucap Indah yang sudah menempati rusus sejak Januari 2018.
Adapun rusus di Desa Hu’u dibangun sebanyak 52 unit melalui anggaran Ditjen Penyediaan Perumahan dengan anggaran total Rp 7,45 miliar.
Rumah yang dibangun bertipe 36, memiliki luas tanah 120 m2 dengan pondasi batu kali, dinding bata merah diplester dan cat, atap menggunakan rangka baja ringan dan genteng metal serta lantai keramik.
Selain itu, rusus nelayan di Desa Hu'u juga sudah dilengkapi dengan menara air dan jaringan air ke masing-masing rumah, listrik, drainase, dan jalan lingkungan berupa paving block.
Advertisement