Pasar Modal RI Stabil di Tengah Ancaman Perang Dagang dan The Fed

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan situasi terkini pasar modal di Indonesia.

oleh Merdeka.com diperbarui 31 Jul 2018, 20:20 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani, (kedua kiri) didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Gubernur BI Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah saat konpers hasil rapat KSSK, Jakarta Selasa (31/7). (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan situasi terkini pasar modal di Indonesia. Kondisi pasar modal Indonesia stabil di tengah sentimen kebijakan the Federal Reserve dan perang dagang.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan, pasar modal Indonesia berada dalam kondisi yang stabil meski di tengah ketidakpastian ekonomi global.

"Kami dapat sampaikan pasar modal dan lembaga keuangan memang dalam kondisi stabil, meskipun di tengah kondisi volatilitas dari berbagai kejadian di internasonal terutama penyesuaian suku bunga The Fed dan perang dagang," kata Wimboh dalam acara Konfrensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Wimboh menjelaskan, OJK mencermati tekanan eksternal yang terjadi, berpengaruh terhadap kinerja pasar keuangan domestik.

"IHSG sampai dengan akhir triwulan-II secara umum mengalami pelemahan yang diiringi dengan aksi jual non-residen," ujar dia.

Sementara itu, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan secara umum mengalami moderasi walau masih terjaga.

"OJK akan terus memantau dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap likuiditas pasar keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan nasional dan akan mengambil policy measures yang tepat dalam hal tekanan di pasar keuangan terus berlanjut,” kata dia.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 6,6 persen ke posisi 5.936,44 secara year to date (ytd). Investor asing jual saham Rp 48,63 triliun sepanjang tahun berjalan 2018.

Total dana yang diraup dari hasil penawaran saham perdana mencapai Rp 11,74 triliun, penawaran saham terbatas Rp 27,73 tirliun dan waran sebesar Rp 267 miliar. Sedangkan dari penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 71,44 triliun hingga 31 Juli 2018.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 2 halaman

KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga pada Kuartal II 2018

Menkeu Sri Mulyanai berbincang dengan Ketua OJK Muliaman D Hadad saat rilis stabilitas keuangan Indonesia, Jakarta, Jumat (3/2). Penilaian dilakukan berdasarkan sisi moneter, kebijakan fiskal, makro prudensial, pembayaran. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan stabilitas sistem keuangan pada kuartal II 2018 terjaga baik meski adanya peningkatan tekanan ekonomi global.

"Selama kuartal II dan mempertimbangkan hingga 20 Juli 2018 menyimpulkan stabilitas sistem keuanga kuartal II 2018 tetap terjaga di tengah meningkatnya tekanan global," ujar‎ Ketua KSSK yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa 31 Juli 2018.

Kondisi fundamental dan stabilitas ekonomi sistem keuangan yang masih terjaga, ditunjukkan dengan tingkat inflasi terjaga, lukuiditas yang mencukupi, cadangan devisa terjaga serta suplus pada APBN.

"Kondisi keuangan yang membaik pada perbankan dengan peningkatan kredit, dengan risiko kredit yang terkendali dan likuiditas perbankan yang kuat," kata dia.

Namun demikian, lanjut Sri Mulyani, KSSK tetap akan mewaspadai gejolak ekonomi global akibat kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat (AS) serta perang dagang AS dengan para mitra dagangnya.

"Meski demikian kami mencermati nilai tukar akibat lanjutan dari kenaikan suku bunga AS dan sentimen‎ perang dagang AS dengan mitra dagang utamanya," tandas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya