Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan terkoreksi pada perdagangan saham Rabu, (31/7/2018).
Pada perdagangan saham kemarin, bahkan tercatat hampir semua sektor turun terkecuali aneka industri yang catatkan penguatan tipis pada penutupan perdagangan.
Oleh karena itu, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyarankan saham-saham emiten batu bara untuk perdagangan Beberapa saham yang dapat dijadikan pilihan investor antara lain Nafan menyarankan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Baca Juga
Advertisement
"IHSG masih berpotensi untuk pelemahan lanjutan pada pergerakan indeks. IHSG akan berada di range 5.850-6.056," tutur dia di Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi cenderung mencermati saham yang bervariatif. Saham emiten perbankan, hingga produsen kertas turut dalam daftar rekomendasi saham dari Lanjar.
Lanjar memilih saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Pabrik Kertas Tjiwi Tbk (TKIM), PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), serta PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).
"Untuk hari ini IHSG berpeluang melemah terbatas. Rentang koreksi terbatas kira-kira di level 5.842-5.966," ujar dia.
Lanjar menyayangkan, setelah sempat sentuh ke level 6.000, tren IHSG justru kini menunjukan ke arah sebaliknya yakni cenderung terkoreksi.
"Pergerakan IHSG secara teknikal bergerak pulled back upper bollinger bands dengan dead-cross, ini akan lebih mengarah pada pembalikan arah trend menuju bearish menguji support MA50 hingga lower bolinger bands setelah pulled back," kata dia.
IHSG Melemah pada Penutupan Perdagangan Kemarin
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada pada perdagangan saham Senin pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa 31 Juli 2018, IHSG melemah 91,49 poin atau 1,52 persen ke posisi 5.936,44. Indeks saham LQ45 turun 2,06 persen ke posisi 933,89. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Sebanyak 271 saham melemah sehingga menekan IHSG. 129 saham menguat dan 98 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di posisi tertinggi 6.013,86 dan terendah 5.910,52. Transaksi perdagangan saham cukup ramai pada Selasa pekan ini.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 483.224 kali dengan volume perdagangan 11,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 256,67 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.413.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 0,30 persen. Sektor saham infrastruktur susut 4,82 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang melemah 2,72 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 2,2 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham TPMA naik 25 persen ke posisi Rp 300 per saham, saham KBLM melonjak 22,88 persen ke posisi Rp 290 per saham, dan saham MFMI mendaki 22,31 persen ke posisi Rp 795 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham LPPF melemah 15,53 persen ke posisi Rp 8.025 per saham, saham SMART susut 11,03 persen ke posisi Rp 3.870 per saham, dan saham KRAS tergelincir 10,87 persen ke posisi Rp 410 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,52 persen. Sedangkan indeks saham acuan lainnya di Asia menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,08 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,04 persen.
Selanjutnya indeks saham Thailand menguat 0,08 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,26 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,60 persen dan indeks saham Taiwan naik 0,22 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG melemah dipengaruhi minimnya sentimen positif dari domestik sehingga aksi ambil untung terjadi. Minimnya sentimen positif itu dari pembatalan kebijakan pencabutan domestic market obligation (DMO) oleh pemerintah turut pengaruhi pergerakan harga saham emiten tambang.
"Di sisi lain kinerja laba bersih Telkom pada semester I 2018 mengalami penurunan juga memberikan sentimen negatif yang membebani kinerja IHSG pada hari ini," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement