Pengawas Haji Ingatkan Living Cost Jemaah Bukan Untuk Belanja

Dana dari living cost harus digunakan untuk kebutuhan yang lebih penting, seperti membeli vitamin.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 01 Agu 2018, 19:10 WIB
Jemaah calon haji Indonesia diingatkan uang living cost bukan untuk belanja. (MCH Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Komisioner Komisi Pengawasan Haji Indonesia (KPHI) Syamsul Maarif mengingatkan jemaah calon haji jika living cost yang diterima harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama di Tanah Suci.

Dia mengatakan, dana tersebut harus digunakan untuk kebutuhan yang lebih penting, seperti membeli vitamin.

"Tapi terkadang living cost malah dibelikan untuk oleh-oleh, hingga akhirnya kebutuhan kesehatan menjadi tidak terpenuhi," ujar Syamsul, Rabu (1/8/2018).

Menurut Syamsul, jemaah calon haji harus mengutamakan kesehatan tubuh dan uang biaya hidup yang diterima itu harus dimanfaatkan untuk kesehatan. Jika uang itu digunakan untuk kepentingan yang kurang penting, kata dia, maka bisa berakibat fatal.

"Hal inilah yang menjadi penyebab banyaknya Jemaah haji yang melemah kondisi kesehatannya dan hal terburuk pun terjadi yaitu meninggal dunia," tuturnya.

Syamsul berharap, para petugas kesehatan haji terus mengingatkan para jemaah agar menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah haji.

"Karena melaksanakan ibadah haji bukan hanya kesiapan mental dan rohani, tetapi pengujian fisik pun akan dirasakan oleh para jemaah," terang dia.

Syamsul juga mengimbau para petugas kloter agar terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan para ketua rombongan serta ketua regu untuk mengetahui kondisi jemaah. Petugas kloter juga tak boleh segan melakukan pendekatan dengan para Jemaah.

"Semoga tahun ini jumlah jemaah yang meninggal tidak sebanyak tahun lalu, karena kita selalu berharap jemaah haji yang berangkat dan pulang Tanah Air masih dengan jumlah yang sama dan selalu diberikan kesehatan," papar Syamsul.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Banyak yang Meninggal Dunia

Jemaah calon haji Indonesia embarkasi Surabaya melakukan salat gaib. (jatim.kemenag.go.id)

Menurut Syamsul, berdasarkan evaluasi pelaksanaan haji tahun lalu, diketahui bahwa jumlah jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci meningkat. Padahal, tambah dia, dari segi pelayanan terus ditingkatkan.

"Berarti hal ini menunjukkan bahwa ada yang keliru mengenai kondisi kesehatan jemaah," kata dia.

Syamsul menambahkan, kematian memang takdir Allah SWT, tetapi manusia juga harus mengetahui penyebab kematian. Oleh karena itu, kata dia, petugas kesehatan harus mencermati kondisi setiap jemaah.

"Jangan pernah bosan untuk selalu mengingatkan jemaah agar dapat menjaga kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sudah disediakan oleh pemerintah," jelas Syamsul.

 

Reporter : Eko Huda S

Sumber  : Dream.co.id

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya