Liputan6.com, Paris - Aturan baru penggunaan lift untuk naik ke puncak Menara Eiffel mengakibatkan antrean panjang. Para pengunjung terlihat makin frustasi di tengah deraan gelombang panas Paris, Prancis. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (1/8/2018).
Manajemen menara yang menjulang setinggi 324 meter ini memutuskan untuk menggunakan satu lift bagi para pengunjung yang sudah memesan tiket. Sedangkan satu lift lainnya dikhususkan untuk pengunjung yang datang tanpa tiket. Sebelumnya, para pengunjung bisa menggunakan kedua lift, namun kali ini sudah tidak diperbolehkan lagi.
Baca Juga
Advertisement
Para pengunjung yang datang tanpa tiket terpaksa harus bergabung dalam antrean yang mengular di bawah menara. Beberapa pengunjung mengatakan mereka harus menunggu hingga tiga jam dan kesal karena segelintir pengunjung bisa menggunakan lift yang lain.
Suhu di Paris sudah mencapai 38 derajat Celsius, mengakibatkan wisatawan dewasa dan anak-anak kepanasan, mereka juga tampak kepayahan mencari air minum kemasan saat mengantre.
"Terlalu lama!" kata Burty Surette, seorang teknisi listrik berusia 37 tahun asal Mauritius. "Saya sudah memperkirakan akan menunggu lama, tapi tidak selama ini. Dengan jumlah orang yang datang berkunjung, satu (lift) tidak cukup."
Pat Murphy, seorang pensiunan pekerja pabrik otomotif dari Ohio, enggan bila harus memesan tiket tiga bulan sebelumnya untuk hari tertentu. "Kamu tidak tahu apakah hari akan hujan," kata Murphy yang berusia 66 tahun.
Juru bicara Menara Eiffel menepis anggapan bahwa sistem baru tersebut telah mengakibatkan antrean yang sangat panjang. Dia mengatakan setiap musim panas, jumlah pengunjung bangunan ikonik Paris ini memang sangat tinggi, terutama pada musim panas.
Para pekerja di Menara Eiffel juga sudah mengancam akan mogok kerja, karena sistem baru yang "mengerikan" ini. Negosiasi masih berlangsung antara manajemen menara dan serikat buruh CGT. Diharapkan hari ini, Rabu, sudah ada keputusan yang dihasilkan.
Kunjungan wisatawan ke Paris mencapai jumlah rekor lebih dari 40 juta orang pada tahun lalu. Dari jumlah tersebut, 6 juta naik ke atas Menara Eiffel, tempat wisata terpopuler di Paris.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Paris Bangun Pagar Antiteror untuk Menara Eiffel
Otoritas Paris melaporkan bahwa pihaknya segera membangun pagar keamanan untuk melindungi Menara Eiffel dari serangan teroris. Pagar ini akan menggantikan pembatas sementara yang ditempatkan di sekitar menara pada dua tahun lalu.
Dikutip dari BBC, Sabtu 17 Juni 2018, pagar anti-teror yang dirancang khusus untuk Menara Eiffel berupa dinding kaca antipeluru setebal 2,5 inci dan besi setinggi 4,87 meter.
Selain itu, otoritas Paris juga akan menempatkan 420 blok di depan dinding kaca untuk mencegah serangan yang menggunakan kendaraan.
Presiden Société d'Exploitation de la Tour Eiffel, Bernard Gaudillère, mengklaim bahwa pelindung baru tersebut "sangat kokoh untuk tingkat keamanan yang mutlak." Proyek senilai 40,1 juta dolar ini direncanakan selesai menjelang perayaan Bastille Day pada 14 Juli.
Diperkirakan sekitar 7 juta wisatawan akan mengunjungi menara ikonis Paris ini pada 2018.
Asosiasi penduduk setempat, Les Amis du Champ de Mars, tidak setuju dengan rencana pembangunan pagar baru Menara Eiffel, sebab pihak berwenang tidak berkonsultasi terlebih dahulu dengan warga.
Juga, masih kurangnya studi terhadap dampak yang ditimbulkan dari pembangunan itu, padahal "biaya proyek sangatlah tinggi."
Menara Eiffel mulai "dipagari" pada Juni 2016. Alasan otoritas membangunnya karena mereka mengaku ingin menjamin keselamatan pengunjung setelah serangan teror meningkat di Prancis.
Halaman depan Menara Eiffel ditutup sejak serangan teror terjadi pada 13 November 2015 di sebuah bistro di Paris. Sejumlah pasukan anti-teror juga disiagakan di sekitarnya.
Dalam insiden mematikan itu, sedikitnya 120 nyawa orang melayang. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Sementara pada Agustus tahun lalu, serangan teror kembali menerpa Prancis. Kali ini media yang digunakan adalah mobil, pelakunya menyerang polisi dan perwira militer. Enam prajurit dilaporkan terluka, kata pejabat senior.
Paris berkali-kali mengalami serangan teroris sejak November 2015. Lebih dari 240 orang tewas, BBC melaporkan. Sekitar 7.000 tentara telah dikerahkan di sekitar wilayah Paris untuk melindungi kantor-kantor pemerintah, tempat-tempat wisata dan rumah-rumah ibadah.
Advertisement