Liputan6.com, Jakarta Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, Badan Ekonomi Kreatif, Mandiri Art, dan Tim Kurator mempersembahkan Pameran Seni Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia. Pameran diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pameran akan berlangsung di Galeri Nasional Indonesia pada 3-31 Agustus 2018. Pengunjung dapat datang ke pameran pukul 10.00-20.00 WIB setiap harinya.
Advertisement
Mengangkat tema "Indonesia Semangat Dunia", pameran tersebut merupakan wujud nyata apresiasi atas karya seni dan budaya Indonesia. Harapannya, koleksi yang ditampilkan dapat menjadi sumber inspirasi dan kreativitas untuk mengembangkan imajinasi.
Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, mengatakan bahwa Pemerintah ingin menunjukkan eksistensi karya unggulan seniman Indonesia. Pameran ini juga menjadi wujud komitmen Kementerian Sekretariat Negara dalam merawat serta melestarikan karya seni unggulan masa lalu, terlebih sebagai aset negara.
"Tujuannya lainnya mengajak masyarakat menikmati karya para seniman masa lalu yang mempunyai nilai-nilai luhur, keutamaan, serta semangat perjuangan," ujarnya, Selasa (31/7/2018).
Pameran koleksi istana sudah rutin digelar sejak 2016. Ada lukisan koleksi Istana Kepresidenan karya pelukis-pelukis ternama dan seni patung.
Dalam pameran tahun ini, yang dipamerkan sebanyak 45 karya lukisan, patung, dan seni kriya hasil dari 34 seniman Indonesia dan mancanegara. Para seniman tersebut antara lain Raden Saleh, Dullah, Henk Ngantung, Nasjah Jamin, Basoeki Abdullah, serta Harijadi S. Ada pula karya seniman mancanegara seperti Zsiemond Kisfaludi Strobel, Walter Spies, Fernando Amorsolo, dan Yevgeny Viktorovich Vuchetich.
Seluruh karya yang dipamerkan merupakan koleksi dari lima istana, yakni Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Bogor, Istana Tampaksiring, Istana Yogyakara, dan Istana Kepresidenan Cipanas. Selain itu, ada 3 karya seni keren dan legendaris yang menjadi ikon pameran.
Pertama, Patung Pemanah karya Strobl yang dibuat tahun 1919. Sehari-hari, patung ini berada di halaman depan Istana Negara, tepatnya menghadap ke Jalan Veteran.
Kedua, Lukisan Memanah buatan Henk Ngantung tahun 1944. Lukisan ini turut menjadi saksi peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 di kediaman Bung Karno. Terakhir, lukisan Perkelahian dengan Singa milik Raden Saleh yang dibuat tahun 1870. Sekitar tahun 1970, Ratu Belanda Juliana menghadiahkan lukisan ini ke Pemerintah Indonesia.
Selain pameran, ucap Pratikno, masyarakat juga bisa mengikuti Lomba Lukis Kolektif Pelajar dari 34 Provinsi dan workshop menjadi Apresiator Seni Terhebat yang akan diikuti oleh para pelajar wilayah DKI.
"Stand photo booth juga disediakan. Para pengunjung dapat mengabadikan momen saat berkunjung ke Galeri Nasional Indonesia untuk menikmati karya seni koleksi Istana Kepresidenan nanti," kata dia.
Terpisah, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan bahwa ia berharap perayaan HUT RI tahun ini lebih meriah dan ramai dari tahun sebelumnya.
"Inilah kesempatan bagi kita untuk memanfaatkan acara kebudayaan atau culture event. Dengan begitu, negara kita akan semakin dikenal negara lain di berbagai belahan dunia," ujarnya.
Arief mengatakan, 60 persen sektor pariwisata berasal dari budaya dan 30 persen dari alam. Pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan ini dapat menjadi ajang pariwisata. Pengunjung dapat melihat secara langsung lukisan yang sebelumnya tidak dapat dilihat oleh masyarakat awam.
“Tugasnya Kementerian Pariwisata adalah lebih mempublikasikan dan mempromosikan agar wisatawan datang ke Indonesia, khususnya ke pameran ini,” kata dia.
(*)