JK Sebut Kemajuan Jakarta Tak Diimbangi Infrastruktur

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menuturkan, infrastruktur penting bagi pembangunan negara.

oleh Merdeka.com diperbarui 02 Agu 2018, 11:40 WIB
Wapres RI Jusuf Kalla mendengar audiensi saat Konferensi Internasional ke-24 Tentang Masa Depan Asia, Tokyo, Jepang, Selasa (12/6). Konferensi dihadiri para pemimpin, pembuat kebijakan, para ahli dan pelaku usaha di Asia. (Liputan6.com/HO/Media Wapres)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menuturkan, infrastruktur penting bagi pembangunan negara. Hal itu disampaikan JK saat membuka lokakarya pembangunan insfratruktur melalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (2/8/2018).

"Masalah infrastruktur di Indonesia tentu masalah yang sangat penting. Tapi infrastruktur itu di mana pun penting. Di Amerika pun terjadi kelesuan ekonomi, maka yang dibangun infrastruktur," kata JK saat membuka lokakarya. 

Dia memberikan contoh kemacetan Jakarta yang tidak diimbangi dengan infrastruktur. Menurut dia, kemacetan adalah bentuk dari kemajuan negara, tetapi hal tersebut tidak diimbangi pembangunan. 

"Di negara-negara kita yang pembangunan infrastrukturnya mengalami kelambatan serta ciri-cirinya di Jakarta macet terus. Kemacetan itu adalah kemajuan, tapi tidak dilengkapi dengan infrastruktur itu contoh paling sederhana," papar JK. 

Kemudian, JK juga meminta pihak swasta juga bisa membantu infrastruktur di Indonesia. Dia meminta pihak swasta tidak tebang pilih dalam memilih proyek.  "Sehingga swasta harus ikut serta," kata JK.

Selanjutnya, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih mengatakan acara tersebut diharapkan dapat mencari pola pembiayaan. Hal tersebut bertujuan agar pembangunan infrastruktur di Indonesia lebih baik. 

"Agar bisa menemukan pola pembiayaan yang baru sifatnya PPP ataupun semacam itu yang tak membebani APBN dan mendapat masukan dari berbagai stakeholder dari berbagai bidang, baik peraturan, bentuk kelembagaan ataupun penerapannya supaya efektif," ungkap Sri.

 

Reporter: Intan Umbari

Sumber: Merdeka.com

 


Infrastruktur Jadi Kunci Indonesia Hadapi Perang Dagang

Suasana sepi terlihat di proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek lintas pelayanan dua rute Cawang-Dukuh Atas di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (18/6). Seluruh proyek infrastruktur masih ditinggal mudik para pekerja. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, dunia kini tengah sibuk mengantisipasi dampak dari sikap Amerika Serikat (AS) yang menarik bea masuk terhadap beberapa barang dari China. Negara Tirai Bambu pun membalas langkah AS.

Situasi perang dagang ini dinilai akan sangat mengganggu jalannya perekonomian global, khususnya bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Ekonom yang juga Senior Equity Strategist DBS Group Research, Joanne Goh Sore Chin, mengatakan infrastruktur merupakan kunci bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya untuk bisa bertahan dari panasnya situasi ekonomi dunia tersebut.

"Jika suatu negara ingin sebuah kegiatan ekonomi bisa berlangsung 24 jam 7 hari sepekan, 30 hari sebulan, saya pikir modal utamanya adalah infrastruktur, yang mana dalam waktu dekat ini pemerintah Indonesia juga gencar melakukannya. Itu adalah salah satu moda utama," ucap dia di Marina Business Financial Centre Tower 3, Singapura, Kamis, 12 Juli 2018.

Faktor lainnya, ia menambahkan, adalah bagaimana negara bisa membenahi sektor-sektor bisnis seperti logistik dan transportasi.

Menurut dia, kegiatan bisnis tersebut bisa berjalan dengan baik bilamana infrastruktur yang tersedia pun bagus.

"Jadi, lagi-lagi infrastruktur adalah salah satu hal yang paling harus dipertimbangkan, karena pembangunan infrastruktur itu imbasnya akan berdampak untuk jangka panjang," kata dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya