Liputan6.com, Garut - Pelayanan RSUD dr. Slamet Garut, Jawa Barat terancam kolaps, akibat pembayaran klaim layanan dan obat pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) medio Maret-Juli 2018 sebesar Rp 50 miliar bagi Garut mandek.
Bukan hanya itu, anggaran remunerasi pegawai selama lima bulan, termasuk pembayaran sejumlah pekerjaan proyek juga belum cair.
Juru Bicara RSUD dr. Slamet Garut Iwa Kartiwa, mengatakan, pembayaran klaim BPJS dari pemerintah pusat, hingga kini belum cair, padahal klaim pembayaran kerap diberikan setiap bulannya.
“Total anggaran yang di klaimkan semuanya kurang lebih mencapai Rp 50 miliar,” ujarnya, Kamis (2/8/2018).
Meskipun kas rumah sakit daerah itu cukup terganggu dengan keterlambatan itu, namun lembaganya memastikan jika seluruh layanan bagi pasien BPJS tetap normal. Lembaganya terpaksa mengoptimalkan pasien umum atau non BPJS, untuk menutupi besarnya kebutuhan operasional rumah sakit.
“Sampai sekarang banyak pegawai yang sudah mengeluhkan belum di bayarkannya remunerasi selama lima bulan, untung saja mereka tidak mogok kerja,” ungkap dia.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, untuk menutupi besarnya operasional, Lembaganya mendapat mandat Bupati Garut untuk meminjam kepada pihak ketiga.
"Nanti setelah klaim BPJS terbayar baru di kembalikan lagi pada pihak ketiga. Mudah-mudahan secepatnya," kata dia.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Garut, Asep D Maman, kaget mendengar besarnya tunggakan BPJS yang belum dibayarkan pusat kepada RSUD dr. Slamet Garut.
"Kalau benar tunggakan sebesar itu, ini akan berbahaya terhadap kondisi keuangan RSUD dr Slamet Garut, bisa-bisa bangkrut," ujarnya.
Lembaganya meminta Pemkab Garut segera mencari solusi untuk menanggulangi kebutuhan operasional RSUD dr Slamet Garut yang terbilang tinggi.
"Yang lebih bahaya terganggunya pelayanan kesehatan di RSUD dr Slamet Garut," ujar dia mengingatkan.
Selain itu, ia akan memanggil pejabat rumah sakit untuk mengetahui penyebab keterlambatan pembayaran klaim itu. "Apa yang sebenarnya terjadi, kok bisa sampai beberapa bulan belum terbayarkan (pusat)," ungkapnya.