Liputan6.com, Banten - Rumah orangtua balita korban pembunuhan oleh sang pembantu di Serang, Banten, tertutup rapat. Keluarga korban masih berduka kehilangan sang buah hati yang ditemukan tewas terendam di dalam ember.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Kamis (2/8/2018), selain telah menangkap tersangka, polisi juga sedang memeriksa kekasih tersangka untuk mengungkap keterlibatannya dalam kasus ini.
Advertisement
Sementara, bendera kuning masih terpasang di sudut jalan dan di depan rumah pasangan Sutihati-Ahmad Rojali di kompleks perumahan di Cikande, Kabupaten Serang. Kursi-kursi plastik ditumpuk dan tenda pun masih terpasang di depan rumah mereka.
Pemilik rumah Sutihati dan Ahmad Rojali tengah berduka. Mereka kehilangan buah hatinya, bocah perempuan berusia 3 tahun. Duka itu makin menyakitkan karena sang buah hati meninggal dunia di tangan pembantunya sendiri. Sehari-hari memang bocah malang itu diasuh sang pembantu, karena kedua orangtuanya bekerja sebagai buruh pabrik.
Kurang dari 24 jam, tersangka Sani diringkus polisi di rumahnya di kampung Pabuaran, Kecamatan Cikande. Tersangka tega merenggut nyawa anak majikannya karena sakit hati dilarang membawa kekasihnya ke rumah sang majikan.
Warga kompleks perumahan di Cikande, Selasa 31 Juli 2018, geger mendapati Sutihati berteriak meminta tolong. Sutihati menemukan buah hatinya sudah tak bernyawa dalam kondisi terendam di dalam ember.
Korban sempat dibawa ke bidan. Namun, balita malang itu telah dinyatakan meninggal dunia. Pada saat yang sama, sang pembantu menghilang dan meninggalkan rumah dalam kondisi tak terkunci. (Muhammad Gustirha Yunas)