Pertamina Kelola Blok Rokan, Impor Minyak Mentah Terpangkas 100 Ribu Barel

Dari sekitar 200 ribu barel produksi minyak mentah Blok Rokan per hari, Pertamina akan mendapat jatah 100 ribu barel per hari.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Agu 2018, 16:29 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) akan mengurangi impor minyak mentah sekitar 100 ribu barel per hari, seiring keberhasilan perusahaan mendapatkan hak pengelolaan Blok Rokan di Riau, mulai 2021. Saat ini Pertamina mengimpor minyak mentah mencapai 400 ribu barel per hari.

Senior Vice President ‎Strategi dan Pengembangan Pertamina Daniel Syahputra Purba mengatakan, dari sekitar 200 ribu barel produksi minyak mentah Blok Rokan per hari, Pertamina akan mendapat jatah 100 ribu barel per hari. Sedangkan produksi sisanya, menjadi bagian pemerintah.

"Kan kalau Pertamina 100 persen semua masuk ke dalam negeri. Sekarang produksi kan 200 ribu barel per hari dari produksi itu dari 200 kan government entitlement setengahnya," kata Daniel, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (2/8/2018).

Menurut Daniel, 100 ribu barel per hari minyak mentah yang didapat dari Blok Rokan, akan dipasok untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan begitu, impor minyak mentah Pertamina yang saat ini sekitar 400 ribu barel per hari akan berkurang menjadi 300 ribu barel per hari.

‎"Berarti tambahan dari 200 ribu kan 100 ribu barel per hari ya bagian Pertamina, ya impor crude akan berkurang 100 ribu," tutur dia.

D‎aniel mengungkapkan, minyak mentah dari Blok Rokan akan diolah pada fasilitas pengolahan minyak (minyak) Pertamina. Pengurangan impor minyak mentah akan meningkatkan ketahanan energi nasional.

"Sekarang kita impor 400 ribu berkurang 100 ribu kan lumayan banget kan, dan juga security supply," dia menandaskan.


Pengelolaan Blok Rokan oleh Pertamina Sudah Jadi Hak RI

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)
Penunjukan PT Pertamina (Persero) untuk mengelola Blok Rokan di Riau dinilai merupakan hal biasa. Sebab sudah menjadi hak perusahaan minyak dan gas (‎migas) nasional mengelola ladang migas di negaranya sendiri.
 
Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRRES)‎ Marwan Batubara mengatakan, Pertamina memang berhak menerima Blok Rokan bahkan tanpa mengajukan proposal. Sebab itu, penunjukan Pertamina mengelola Rokan merupakan hal yang biasa.
 
 
"Itukan sebetulnya mengembalikan ke tangan yang berhak bukan hal istimewa. Proses proposal itu menyalahi konstitusi," kata Marwan, saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (2/8/2018).
 
Menurut Marwan, dalam pengelolaan Rokan ke depan, Pertamina perlu mencari mitra. Hal ini untuk mengurangi risiko investasi dan menggenjot pencarian minyak di blok tersebut.
 
"Pertamina cari partner dengan tender siapa menawarkan lebih baik dan harus bayar di muka kan sahamnya dibagi. Uangnya untuk investasi lagi," tutur dia.
 
Marwan menegaskan, Pertamina menggandeng mitra untuk mengelola Rokan, bukan karena tidak mampu menggarap ladang yang menghasikan minyak tebesar di Indonesia tersebut. Mitra tersebut diharapkan untuk membantu dalam eksplorasi.
 
Selama ini pekerja lokal dinilai sudah mampu menggarap blok tersebut. "Ya mampu saja orang di darat itu, sudah banyak orang kita yang kerja. Tapi oke kalau cari mitra untuk eksplorasi," dia menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya