'Suka Suka', Restoran Indonesia Favorit Pembalap Suzuka

Cafe dan Rest 'Suka-Suka' di Suzuka, Jepang, sudah lama menjadi tempat favorit pembalap dari dalam dan luar negeri.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 03 Agu 2018, 06:00 WIB
Resto dan Cafe Suka Suka di Suzuka, Jepang

Liputan6.com, Jakarta Indonesia terkenal akan kekayaan makanan tradisionalnya. Selain keanekaragamannya, kuliner dari Indonesia juga mempunyai citra rasa tinggi.

Jadi, jangan heran jika makanan Indonesia sangat terkenal hingga luar negeri. Di Jepang, misalnya. Di kota-kota kecil dan besar cukup banyak ditemukan restoran Indonesia.

Namun, ada satu warung makan Indonesia yang memiliki nilai istimewa. Tepatnya, restoran ini berlokasi di Suzuka shi sanjyo 5-12-5, Jepang. Namanya, Cafe dan Rest "Suka-Suka".

Restoran yang punya menu andalan lele mangut, bebek betutu dan tempe goreng ini, bukan hanya terkenal di kalangan warga lokal, tapi juga sangat digemari masyarakat Indonesia di Jepang.

Dan, satu hal lagi yang membedakan, "warung makan" dengan dekorasi khas Bali ini, sudah lama menjadi tempat favorit pembalap dari dalam dan luar negeri. "Apalagi, pembalap dari Malaysia dan Thailand," kata sang pemilik resto Bambang Soewandarto.


Sirkuit Legendaris

Resto dan Cafe Suka Suka

Tapi, tentu saja pembalap ternama di Indonesia ini, juga selalu jadi langganan restoran Indonesia satu- satunya di Suzuka ini. Pembalap seperti Irfan Ardiansyah, dan Dimas E Pratama kerap datang jika tengah bertanding di salah satu sirkuit legendaris di Jepang, Suzuka.

Sebagai kenang-kenangan mereka dan pembalap luar negeri lainnya sengaja membubuhkan tanda tangan dan komentarnya di sebuah pigura kecil.

"Sedangkan, warga di sini atau masyarakat Indonesia biasanya datang jika ada acara ulang tahun atau acara perpisahan," kata pria kelahiran Magelang 1968 ini.


Prospek Cerah

Resto dan Cafe Suka Suka

Bambang mengaku tertarik memulai usaha kuliner setelah terinspirasi dari temannya yang membuka restoran di Kyoto.

Menurut Bambang yang pernah lama bermukim di Jerman, prospek bisnis makanan di Jepang sangat menjanjikan. Hanya saja sayangnya, rata-rata pemilik restoran Indonesia kebanyakan adalah orang India atau Bangladesh.

Bambang memulai usaha Resto dan Cafe "Suka-Suka" sejak 1992. Ia mempekerjakan koki asal Indonesia dibantu seorang karyawannya. "Tenaga kerja di sini mahal-mahal," katanya.


Kisah Unik

Ada cerita unik soal mengapa nama restonya disebut " Suka-suka"? "Namanya diambil secara tak sengaja. Ketika itu saya kebingungan, saat mengajukan izin ditanya sama petugas nama restorannya apa? Secara spontan saya sebut suka-suka aja," terangnya

Menurut Bambang, agar kelezatan makanannya tetap terjaga, ia sengaja menyediakan bumbunya asli dari Indonesia. "Kami pernah jadi juara lomba masakan yang diadakan gubernur setempat," ujar ayah 5 anak dari istri warga Jepang tersebut

Untuk lebih mempopulerkan usahanya ini, Bambang mengaku hanya mempromosikannya lewat mulut ke mulut.

"Kalau ada kesempatan dan waktu saya tertarik juga ingin memperluas usahanya," tutur Wakil Ketua Komunitas Masyarakat Indonesia ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya