Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) rupanya memilih abstain dalam Pilpres 2019 ketimbang berkoalisi dengan kubu Joko Widodo (Jokowi). Langkah ini dilakukan PKS jika dikecewakan kubu Prabowo Subianto.
Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Alynudin menegaskan, PKS tak membuka pilihan untuk berkoalisi dengan kubu Jokowi. Sebab, kata dia, partai pimpinan Sohibul Iman itu identik sebagai partai oposisi.
Advertisement
"Garis kebijakan PKS tidak membuka opsi koalisi dengan Pak Jokowi," ujar Suhud, kepada Liputan6.com, Kamis, 2 Agustus 2018.
Pada di sisi lain, PKS juga tak akan otomatis menentukan sikap dalam berkoalisi pada Partai Gerindra, jika, kader PKS tidak diambil sebagai cawapres oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Jika hal itu terjadi, Suhud menyampaikan, pihaknya akan menggelar Sidang Majelis Syuro terlebih dahulu sebelum menentukan sikap.
"Untuk diputuskan sikap final PKS terkait koalisi," kata Suhud.
Cawapres Harus dari PKS
Suhud mengatakan, Prabowo memang sebaiknya memilih cawapres dari PKS, bukan dari partai lain.
Pasalnya, nama kader PKS, Salim Segaf, bersama Ustaz Abdul Somad, masuk dalam hasil ijtimak ulama dan rekomendasi majelis syuro untuk jadi bakal cawapres Prabowo.
"Ini harus dipertimbangkan serius keinginan dari umat. Ini tidak bisa dianggap main-main. Karena kalau ini tidak disikapi secara tepat bisa menjadi blunder bagi Pak Prabowo dan Gerindra,” ungkap Suhud, kepada wartawan, Rabu, 1 Juli 2018.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement