Keindahan Gili Lawa Hilang Dalam Sekejap karena Puntung Rokok?

Gili Lawa menjadi tempat favorit pengunjung untuk menikmati matahari terbit dan matahari terbenam sekaligus.

oleh Ola Keda diperbarui 03 Agu 2018, 14:01 WIB
Gili Lawa menjadi tempat favorit pengunjung untuk menikmati matahari terbit dan matahari terbenam sekaligus. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Kebakaran lahan di Gili Lawa yang mencapai 10 hektare pada Rabu malam, 2 Agustus 2018, sangat menganggu wisatawan yang berkunjung ke kawasan itu. Dengan keindahan savananya, pengunjung sering menjadikan lokasi itu tempat favorit untuk menikmati matahari terbit sekaligus terbenam.

Menurut Kepala Balai Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan, hutan savana Gili Lawa juga menjadi kawasan favorit untuk treking dan foto-foto. Dengan kebakaran itu, pengunjung dipastikan tidak bisa menikmati keindahan Gili Lawa hingga musim penghujan tahun depan.

"Diduga kebakaran kawasan TNK itu karena putung rokok yang dibuang secara sengaja oleh pengunjung yang tak bertanggung jawab," tutur Budi, Jumat (3/8/2018), dilansir Antara.

Maka itu, ia meminta wisatawan tak lagi sembarangan membuang puntung rokok di kawasan savana di kawasan wisata Taman Nasional Komodo lainnya agar kebakaran tidak terulang. Sebelumnya pada 19 Juni 2018, api juga membakar wilayah Taman Nasional Komodo, yakni di Loh Pede, Pulau Komodo.

Meski kebakaran menghanguskan Gili Lawa, Budi menegaskan habitat hidup komodo (Varanus komodoensis) tak terganggu. Pasalnya, kebakaran tersebut terjadi di lahan hutan di Gili Lawa Darat yang merupakan kawasan TNK Kabupaten Manggarai Barat.

"Tidak ada komodo di Gili Lawa. Hanya ada rusa, tidak ada spesies kunci, karena bukan habitatnya," kata Budi kepada Liputan6.com.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya