Liputan6.com, Kabul - Tiga orang warga asing yang berprofesi sebagai pegawai katering ditembak mati di luar ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Kamis 2 Agustus, setelah sebelumnya diculik saat perjalanan pagi mereka ke tempat kerja.
Polisi setempat mengatakan masing-masing korban tewas berasal dari India, Malaysia, dan Makedonia. Ketiganya diketahui bekerja di Sodexo, sebuah perusahaan jasa katering global, yang sering disewa oleh berbagai organisasi internasional di Kabul.
Menurut Hashmat Stanikzai, juru bicara Departemen Kepolisian Kabul, mobil yang ditumpangi oleh ketiga korban diberhentikan oleh oknum pria bersenjata saat hendak menuju dapur pusat Sodexo di timur laut Kabul.
Oknum bersenjata itu, sebagaimana dikutip dari New York Times pada Jumat (3/8/2018), memaksa ketiga korban dan sopirnya, berpindah kendaraan yang telah siaga di dekat lokasi pencegatan.
Baca Juga
Advertisement
Namun menurut Nasrat Rahimi, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, para korban dan sopirnya berpindah kendaraan bukan karena dipaksa, melainkan masuk ke mobil pengganti.
Sopir kembali satu jam kemudian dan mengatakan ketiga penumpangnya telah diculik.
Kemudian, sekitar tengah hari, polisi Afghanistan yang menyelidiki laporan penembakan di distrik Musahi, Provinsi Kabul menemukan tiga mayat pria di kursi belakang mobil yang ditinggalkan, yang diyakini sebagai orang yang diculik, kata Rahimi.
"Kami sangat sedih dan terkejut mengetahui kehilangan tiga anggota tim kami secara tragis di Kabul, Afghanistan, hari ini," kata kepala eksekutif Sodexo, Denis Machuel, melalui siaran email.
"Atas nama keluarga besar Sodexo, saya mengucapkan bela sungkawa yang teramat dalam, keluarga, teman, dan rekan kerja mereka bertiga," lanjut Manuel.
Simak video pilihan berikut:
Serangan ke Warga Asing Semakin Sering Terjadi
Daftar serangan terhadap pekerja asing di Kabul, menurut tim pemantau khusus PBB, semakin sering terjadi dalam lima tahun terakhir.
Pada 2014, sebanyak 21 orang asing, termasuk diplomat dan relawan, tewas dalam serangan Taliban di sebuah restoran populer.
Pada bulan Januari tahun ini, gerilyawan menyerbu Hotel Intercontinental di kota itu, dan menyebabkan 22 orang tewas, termasuk di dalamnya sembilan pegawai maskapai internasional yang tengah menginap.
Sedikit mundur, beberapa bulan sebelumnya, dua orang profesor dari American University of Afghanistan diculik oleh Taliban di bawah todongan senjata di Kabul pada Agustus 2017.
Taliban kemudian menyiarkan video dari para profesor yang meminta pembebasan tahanan pemberontak dengan imbalan kebebasan mereka. Mereka diyakini masih hidup, tetapi tidak ada kabar yang terdengar dari mereka dalam beberapa bulan terakhir.
Selain itu, pada Selasa 31 Juli 2018, sedikitnya 20 orang tewas dan 26 terluka dalam serangan terhadap kantor perwakilan Kementerian Pengungsian di kota Jalalabad di wilayah timur Afghanistan.
Dalam kejadian tersebut, korban mayoritas berasal dari para pekerja dari beberapa lembaga internasional dan bantuan, termasuk Organisasi Internasional untuk Migrasi, Dewan Penyelamatan Norwegia dan lain-lain.
Advertisement