Pertamina Bakal Gandeng PLN Kembangkan SPLU

PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan produsen mobil BMW meluncurkan dispenser khusus untuk charging station mobil listrik.

oleh Merdeka.com diperbarui 03 Agu 2018, 14:54 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan produsen mobil BMW meluncurkan dispenser khusus untuk charging station mobil listrik. Tempat charger atau isi ulang baterai mobil listrik ini langsung dipamerkan di gelaran GIIAS 2018.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Adiatma Sardjito tak menampik terbukanya kemungkinan Pertamina bakal gandeng PLN untuk mengembangkan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) ke depan jika memang menguntungkan.

"Potensi bisnis itu selalu ada ya. Dalam bisnis itu kolaborasi, kerja sama itu sesuatu yang biasa," ujar dia ketika ditemui di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (3/8/2018).

Oleh karena itu, kerja sama dengan pihak lain, seperti PLN, kata dia, bisa saja dilakukan sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan bisnis yang dilakukan Pertamina. "Sangat memungkinkan kalau dalam hal bisnis," kata dia.

Dia pun menegaskan, peluncuran dispenser khusus untuk pengisian daya mobil listrik. Hal ini menunjukkan komitmen perseroannya untuk menjadi pemain kunci dalam penyediaan fasilitas pengisian mobil listrik.

"Kami bergerak menuju ke sana ya. Kita melihat peluang bisnis juga melihat kemajuan teknologi yang sekarang terjadi. Kita harus berubah menuju masa depan," ujar dia.

Untuk tahap awal, SPLU Pertamina bakal dibangun menyatu dengan SPBU. Dalam tahap uji coba, dispenser khusus mobil listrik akan ditempatkan di SPBU Kuningan, Jakarta.

"Perhitungan bisnis akan tentukan lain. Tapi kita coba di SPBU dulu. Ke depan kita akan bangun di tempat lain, yang lebih fleksibel lah. Dimana konsumer berada," kata Adiatma.

Sementara harga jual listrik dari SPLU tersebut, kata dia, berada di kisaran Rp 1.456 hingga Rp 1.500 per kWh. "Kemarin perhitungan kita masih pakai harga PLN Rp 1.456 per kWh ya Rp 1.500 lah," tutur dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 


Jokowi Ingatkan Dunia Mulai Fokus ke Produksi Mobil Listrik

Presiden Jokowi menyapa anak-anak saat meninjau pameran pada pembukaan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD, Tangsel, Kamis (2/8). GIIAS 2018 mengambil tema Expand Ideas Beyond Mobility. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pengusaha otomotif terhadap berbagai tantangan yang bakal dihadapi ke depan. Hal ini dia sampaikan ketika membuka pameran GIIAS 2018.

"Mobil listrik semakin meluas. Dulu eksotis. Sekarang dunia sudah semakin beralih ke mobil listrik. Inggris, Prancis sudah umumkan. Mulai 2040, akan larang jual. Tiongkok juga sudah menyampaikan akan terdepan untuk kembangkan mobil listrik dan menjadi pasar terbesar di dunia," ujar dia di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis 2 Agustus 2018.

Disrupsi teknologi juga harus dapat dihadapi dengan baik. Perkembangan pemanfaatan teknologi dalam industri roda empat, seperti mobil tanpa awak adalah kenyataan baru turut memberi tantangan tersendiri.

"Seperti kendaraan otonom dan aplikasi transportasi online, seperti gojek. Kita harus redefinisi apa itu mobil. Di Silicon Valley, sudah dikembangkan kendaraan otonom, untuk antar barang. Di Los Angeles juga sebagai shuttle di zona terbatas di dalam kampus," kata dia.

Selain itu, mantan Wali Kota Solo ini mengatakan, munculnya prediksi akan adanya penurunan produksi mobil di masa depan juga merupakan hal yang harus disikapi.

"Risiko jangka pendek. Siklus yang sudah mulai memuncak. Ada siklus dan peka terhadap kondisi ekonomi yang ada. Pengamat mengatakan di Amerika penjualan mobil sudah setinggi-tingginya. Kita harus siap hadapi kalau siklus mengalami penurunan," tegas dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya