Liputan6.com, Jakarta - Menjelang puncak pelaksanaan haji, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan memperhatikan pelaksanaan ibadah saat Armina.
Setelah tiba di Makkah, jemaah akan menghadapi puncak haji, yaitu berwukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jumrah di Mina.
Advertisement
"Tiga prosesi tersebut akan menjadi perhatian utama," ujar Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Nizar Ali di Makkah, Jumat 3 Agustus 2018.
Menurut Nizar, pada musim haji kali ini, petugas tidak akan terkonsentrasi di satu titik. Dia menjabarkan, petugas dari Daerah Kerja (Daker) Bandara, Makkah, dan Madinah akan disebar ke sejumlah pos agar bisa lebih menjangkau jemaah yang perlu pertolongan dan kelelahan.
"Sekarang menjadi kesatuan. Armina tidak lagi dibebani kepada satu daerah kerja. Semuanya harus turun nanti," ucapnya.
Pada tahun lalu, menurut Nizar, petugas haji mengalami kendala menyisir jemaah yang kelelahan saat jumrah aqabah setelah mabit di Muzdalifah.
Dia mengatakan, banyak jemaah yang duduk di bawah terik matahari, sedangkan tim kesehatan akan dipusatkan di tenda Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk menangani jemaah sakit.
"Tahun ini akan ada tim penyisir jemaah. Mereka berasal dari personel perlindungan jamaah (linjam) dan kesehatan. Tim pertolongan pertama pada jemaah haji (P3JH) juga akan diturunkan," papar Nizar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Katering Tak Berhenti
Sementara itu, Nizar juga menegaskan jika pelayanan katering tidak boleh berhenti. Petugas, kata dia, akan mengawasi produksi dan distribusi makanan jemaah. Hal ini merupakan komitmen pelayanan haji tahun ini untuk memberikan makan kepada jemaah sebanyak 40 kali.
"Dapur akan disiapkan di Arafah dan Mina," jelas Nizar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pelayanan tenda di Armina pada 2017 merupakan indeks kepuasan terendah. Nilainya sebesar 75,55 persen atau turun 1,75 poin dibandingkan 2016.
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci
Advertisement