7 Mitos yang Masih Dipercaya Sekitar Anak Tunggal

Anda anak tunggal? Cek di sini yuk mitos-mitos apa saja yang sering Anda dengar?

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Agu 2018, 06:45 WIB
Haruskah Orangtua panik saat anak tiba-tiba memakai kacamata orangtuanya? (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Mayoritas masyarakat Indonesia memiliki dua sampai empat anak dalam setiap keluarga. Ungkapan banyak anak, banyak rezeki sedikit banyak mempengaruhi jumlah tersebut. Berada di dalam kondisi budaya dan lingkungan seperti ini menimbulkan perasaan yang aneh ketika mengetahui ada keluarga yang hanya memiliki satu orang anak atau anak tunggal.

Kehadiran anak tunggal tersebut menimbulkan berbagai pemikiran, pandangan, sampai mitos yang berkembang di masyarakat. Berikut ini adalah mitos-mitos tersebut.

1. Manja

Anak tunggal memang identik dengan sifat manja. Kehadirannya sebagai anak satu-satunya di dalam keluarga dianggap memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi kepada kedua orang tuanya.

2. Egois

Terbiasa mendapatkan perlakuan 'lebih' dari kedua orangtuanya, seorang anak tunggal dianggap tidak terbiasa berbagi dengan orang lain dan hanya peduli dengan dirinya sendiri.

3. Keinginannya selalu terpenuhi

Memiliki satu anak memang membantu mengarahkan kedua orang tuanya untuk fokus terhadap anak tersebut. Segala keinginan dan kebutuhannya pasti berusaha dipenuhi.


4. Kompetitif

Bagaimana orangtua harus merespons saat anak berbuat salah? (Ilustrasi/iStockphoto)

Pola asuh orangtua yang sering menganggapnya berharga dan satu-satunya, seringkali anak tunggal merasa nyaman tehadap pandangan tersebut dan selalu berusaha untuk menjadi yang nomor satu pula di lingkungannya.

5. Kesepian

Tidak memiliki kakak yang sering jahil atau adik yang cengeng, membuat anak tunggal selalu dianggap kesepian sepanjang hidupnya. Belum lagi apabila kedua orangtuanya harus pergi bekerja.

Menjadi anak tunggal merupakan sebuah anugrah yang berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Mitos-mitos yang berkembang di atas tidak selamanya benar. Sebab, semua sifat yang ada di dalam diri anak lebih ditentukan oleh pola asuh yang dilakukan oleh kedua orangtuanya beserta lingkungan, bukan semata-mata dilihat dari jumlah anaknya.

(Kiki Novilia)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya