Liputan6.com, Jakarta - Gili Lawa, pulau kecil yang menjadi salah satu destinasi wisata di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) hangus terbakar. Penyebabnya masih diselidiki, namun diduga karena kecerobohan manusia yang tidak peduli dengan lingkungan.
Kebakaran itu mengakibatkan sekitar 10 hektare sabana di Gili Lawa berubah warna menjadi hitam. Hangus.
Advertisement
Kebakaran ini didalami Polres Manggarai Barat. Sebab, beredar sejumlah dugaan, penyebab mulai dari puntung rokok, hingga kembang api properti foto prewedding wisatawan.
Polisi pun memeriksa 11 orang saksi kasus kebakaran di Gili Lawa. Hingga saat ini, Polres Manggarai Barat belum menetapkan tersangka.
"Kita telah memeriksa 11 orang saksi, delapan di antaranya merupakan wisatawan kemudian kru kapal, sementara tiga lainnya dari petugas Balai Taman Nasional Komodo," kata Kapolres Manggarai Barat Julisa Kusumowardhino kepada Liputan6.com, Jumat (3/8/2018).
Awal kapal yang diberika berasal dari kapal wisata Indonesia Juara. Selain diperiksa, petugas juga menyita KTP guide dan nakhoda kapal serta dokumen-dokumen kapal untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Julisa mengatakan, tidak menutup kemungkinan adanya penambahan saksi yang akan diperiksa.
Sementara itu, Gili Lawa ditutup sementara karena pihaknya masih melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Kami telah berkoordinasi dengan Balai TNK untuk menyisir lokasi tersebut. Jadi sementara untuk tidak dikunjungi terlebih dahulu karena kami akan melakukan olah TKP di sana," katanya.
Pulau Gili Lawa terbakar pada Rabu, 1 Agustus 2018, pada pukul 20.00 Wita dan baru berhasil dipadamkan pada pukul 03.00 Wita, Kamis, 2 Agustus 2018. Kebakaran di Gili Lawa meluas karena angin yang cukup kencang.
Pulau Gili Lawa terletak di utara Pulau Komodo, Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Selama ini, tempat itu merupakan salah satu destinasi wisata bagi para wisatawan untuk berswafoto.
Dengan keindahan sabananya, pengunjung sering menjadikan lokasi itu tempat favorit untuk menikmati matahari terbit sekaligus terbenam.
Menurut Kepala Balai Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan, hutan sabana Gili Lawa juga menjadi kawasan favorit untuk treking. Dengan kebakaran itu, pengunjung dipastikan tidak bisa menikmati keindahan Gili Lawa hingga musim penghujan tahun depan.
"Diduga kebakaran kawasan TNK itu karena putung rokok yang dibuang secara sengaja oleh pengunjung yang tak bertanggung jawab," tutur Budi, Jumat (3/8/2018), dilansir Antara.
Maka itu, ia meminta wisatawan tak lagi sembarangan membuang puntung rokok di kawasan savana di kawasan wisata Taman Nasional Komodo lainnya agar kebakaran tidak terulang. Sebelumnya pada 19 Juni 2018, api juga membakar wilayah Taman Nasional Komodo, yakni di Loh Pede, Pulau Komodo.
Bagaimana Nasib Komodo?
Kepala Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan mengatakan, tidak ada komodo di Pulau Gili Lawa. Sehingga tidak ada dampaknya terhadap hewan yang dilindungi tersebut.
"Tidak ada komodo di Gili Lawa, tidak ada spesies kunci, karena bukan habitatnya," kata Budi kepada Liputan6.com, Jumat (3/8/2018).
Menurut Budi, kawasan tersebut merupakan habitat kawanan rusa. "Hanya ada rusa," kata dia.
Kronologi Kebakaran
Pulau Gili Lawa di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, terbakar pada Rabu 1 Agustus, sekitar pukul 19.00 Wita.
Kepala Taman Nasional Komodo, Budi Kurniawan mengatakan, kebakaran terus meluas karena angin yang cukup kencang. Api baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 03.15 Wita dengan melibatkan tim pemadam kebakaran.
"Luas kebakaran belum bisa dipastikan, dengan dominasi rumput savana," ujar Budi saat dikonfirmasi, Jumat (3/8/2018).
Berikut kronologi terbakarnya Pulau Gili Lawa yang termasuk bagian dari Taman Nasional Komodo, Rabu 1 Agustus 2018.
Pukul 06:15 Wita
Ada laporan dari guide bernama Lukas yang menginfokan terjadinya kebakaran hutan. Petugas TNK segera merespons laporan tersebut dengan meluncurkan petugas dari Res Loh Sebita dan Res Padar untuk melakukan pemadaman.
Pukul 10.00 Wita
Satu peleton (30 orang) tim pemadam kebakaran TNK meluncur dari Labuan Bajo ke TKP. Pemberi informasi, Lukas, diminta untuk mendata pengunjung yang terakhir turun dari bukit (TKP) dan menahan mereka.
Pukul 00.00 Wita
Tim pemadaman tiba di TKP. Tim pemadaman segera melakukan upaya pemadaman api, sedangkan empat orang melakukan pemeriksaan terhadap awak kapal dan guide yang diduga sebagai penyebab terjadinya kebakaran.
Dari hasil pemeriksaan sementara, diduga penumpang kapal "Indonesia Juara" sebagai pelaku terjadinya kebakaran. Petugas menyita KTP guide dan nakhoda kapal serta dokumen-dokumen kapal, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pukul 03.15 wita
Api dinyatakan padam.
Agen perjalanan Indonesia Juara memberikan tanggapan seputar kebakaran yang terjadi di Gili Lawa. Akun instagram @indonesiajuaratrip mengunggah sebuah pernyataan yang berkenaan dengan kebakaran yang terjadi tadi malam.
" Kami dari pihak perusahaan menghormati proses hukum yang berlaku dan untuk saat ini pihak berwajib belum memutuskan siapa yang bersalah dalam insiden ini. Jika hasil investigasi menyatakan bersalah, kami bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang berlaku dan betanggung jawab dalam pemulihan alam dengan pihak Taman Nasional Komodo", Public Relation Indonesia Juara.
"Menindak lanjuti kabar yang beredar terkait salah satu trip kami yang diduga tour leader yang bertugas lalai dalam menjaga aktivitas tamu dalam berwisata yang menyebabkan kebakaran di Gili Lawa, saat ini yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan polisi, dan bila terbukti benar berdasarkan pemeriksaan terbukti bersalah, kami selaku pihak perusahaan akan melakukan tindakan keras sampai ke tahap pemecatan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih", Public Relation Indonesia Juara.
Liputan6.com berhasil menghubungi pihak agen perjalanan. Menurut mereka perjalanan untuk foto prewedding yang berakhir dengan kebakaran di kawasan wisata Komodo tersebut, memang dari travel agennya. Namun, fotografernya langsung dari calon pengantin. Mereka akan mendukung dan menghargai semua keputusan dari pihak penyidik nantinya.
"Untuk kasus prewed ini memang perjalanan dari kami, namun fotografer dari mereka," tutur agen yang tidak mau disebutkan namanya.
Advertisement
Langkah-Langkah Penanganan
Kepala Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan menyatakan, petugas Taman Nasional Komodo tidak kecolongan melakukan pengawasan hingga sampai terjadi kebakaran.
"Tidak kecolongan hanya perlu kesadaran dari semua pihak, apalagi kejadiannya malam hari," ujar Budi kepada Liputan6.com, Jumat (3/8/2018).
Dia mengatakan, untuk mencegah kejadian serupa, TN Komodo saat ini sedang membangun pos jaga di Pulau Gili Lawa. Pos jaga itu akan ditempati petugas yang intens melakukan pengawasan.
Selain kejadiannya pada malam hari, Budi juga mengaku masih kekurangan sarana dan prasarana seperti speedboat untuk memadamkan kebakaran di Gili Lawa. "Kami agak kesulitan karena malam itu angin dan gelombang tinggi, belum lagi kekurangan speedboat," kata Budi.
Dalam upaya memadamkan api di Giwi Lawa, TN Komodo mengerahkan tiga speadboat dan 30 personel. Dia menambahkan, untuk kepentingan penyelidikan, akses menuju Pulau Gili Lawa untuk sementara ditutup.
Keprihatinan Warganet
Kebakaran yang menghanguskan Gili Lawa ini turut memicu warganet mengungkapkan kekesalan di situs microblogging tersebut.
Kebanyakan menyayangkan kejadian ini terjadi karena para pelancong yang menghampiri pulau tersebut lebih memilih untuk memenuhi kepuasan liburan, ketimbang menjaga ekosistem alam di pulau.
Kata Gili Lawa juga menjadi trending topic di Twitter Indonesia. Berikut adalah beberapa di antaranya:
"Turut prihatin dengan kejadian kebakaran di Gili Lawa. Tolong buat yang hobby travelling, selalu jaga kebersihan, keselamatan dan pelihara agar lokasi wisata nya tetap baik. Jadilah traveller yang cerdas! Bukan cuma fota-foto doank demi eksistensi di instagram!" cuit akun @zsupermanz
"Kebakaran Gili Lawa jd peringatan buat siapapun pecinta alam, jgn anggap remeh ekosistem. Jangan cuma gara2 buat kepuasan semata jd turut kontribusi sbg 'perusak alam'. Brp banyak kehidupan makhluk hidup lainnya yg kena imbasnya. Musnah dlm sekejap." cuit akun @hasnasilmi