Liputan6.com, Riyadh - Ibunda Osama bin Laden, pemimpin Al-Qaeda, untuk pertama kalinya membocorkan tentang pribadi putranya ke publik, setelah tujuh tahun sejak kematian Osama pada 2011.
Dalam wawancara eksklusif bersama The Guardian, Alia Ghanem menceritakan kenangannya dengan Osama di Jeddah, Arab Saudi, kota yang menjadi tempat kelahiran dan kediaman keluarga besar Osama.
Advertisement
Ghanem menyebut, putranya itu adalah anak yang pemalu dan "baik". Sayangnya ketika beranjak dewasa dan melanjutkan studi di bangku kuliah, Osama "salah gaul" dan ia telah "dicuci otak" di universitasnya, King Abdulaziz University.
Ketika itu, ia telah bergabung dengan gerakan ultra konservatif (sebuah gerakan politik dalam agama Islam yang mengadopsi pemahaman Salafy) dan pernah masuk ke dalam dinas kepolisian yang menegakkan hukum-hukum syariah.
Di kampus, ia berguru pada salah satu dosennya, yakni Sheikh Abdullah Azzam. Sheikh Abdullah kemudian diketahui menjadi tokoh utama yang memobilisasi dukungan bangsa Arab bagi kaum Mujahidin --kelompok yang berperang melawan pendudukan Uni Soviet atas Afganistan.
Ghanem lalu mengatakan, keluarga terakhir kali melihat Osama bin Laden pada 1999, dua tahun sebelum serangan 9/11 ketika ia berada di Afghanistan. Demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (4/8/2018).
Pada saat itu, Osama telah dianggap sebagai tersangka utama teror global, setelah pindah ke Kabul (ibu kota Afghanistan) untuk ikut berperang melawan pasukan Soviet yang menyerbu pada 1980-an.
"Kami sangat kesal. Aku tidak ingin semua ini terjadi. Kenapa ia membuang semuanya seperti itu?", jawab Ghanem ketika ditanya tentang perasaannya setelah mengetahui bahwa putranya menjadi militan jihadis.
Dia menggambarkan organisasi Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood), yang melibatkan putranya saat kuliah dulu, seperti "kultus" (totalitas praktik dan ketaatan keagamaan yang bersifat eksternal).
Keluarga besar Osama bin Laden tetap menjadi salah satu yang paling berpengaruh di Arab Saudi, terlebih setelah ayah Osama menang tender dari berbagai proyek pembangunan.
Sang ayah, Muhammad bin Awad bin Laden, awalnya adalah seorang petani dari Yaman yang kemudian bermigrasi ke Tihamah, Arab Saudi sebelum Perang Dunia I. Di tempat baru ini, ia memulai usahanya sebagai poter di Jeddah. Lalu pada 1930, ia memulai bisnisnya sendiri sebagai kontraktor.
Singkat cerita, seluruh rancangannya mendapat perhatian dari Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al-Saud (raja pertama Arab Saudi) dan memenangkan banyak tender bagi pembangunan masjid-masjid dan istana-istana yang sangat bernilai bagi pemerintah Arab Saudi.
Atas jerih payahnya ini, ia menjadi salah seorang paling tajir di Arab Saudi. Keluarganya pun dikenal sebagai "keluarga non-kerajaan". Dengan jumlah keuntungan berkisar miliaran dolar Amerika Serikat. Dari keuntungan usahanya ini, Muhammad bin Laden memiliki saham sebesar hampir 300 miliar dolar Amerika.
Oleh karena itu, Muhammad bin Laden terus mengembangkan tali persahabatan dengan keluarga Kerajaan Saudi, terutama Pangeran Faisal bin Hussein.
Pada tahun 1964, Pangeran Faisal menggulingkan saudara tirinya, Raja Saud bin Abdulaziz Al-Saud, dan mulai membangun kembali kerajaan. Raja Faisal menerima tawaran bantuan keuangan dari Muhammad bin Laden untuk mendukung ekonomi nasional dan hadiah. Raja Faisal mengeluarkan dekrit kerajaan yang menyerahkan semua proyek konstruksi kepada perusahaan konstruksi Muhammad bin Laden.
Akibatnya, perusahaan bin Laden mengumpulkan aset lebih dari US$ 5 miliar yang berasal dari hak eksklusif untuk membangun semua masjid dan bangunan keagamaan lainnya di Arab Saudi, serta beberapa negara Arab lainnya. Hingga 1967, Muhammad bin Laden memegang tanggung jawab penuh untuk restorasi Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Meskipun asosiasi kerajaan dan kekayaannya luar biasa, namun Muhammad bin Laden hidup sederhana dan saleh, dibandingkan dengan banyak orang kaya Saudi. Ia menuntut agar anak-anaknya mematuhi kode agama dan moral yang ketat.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kata Dua Saudara Lelakinya...
Akan tetapi, pernikahannya dengan Alia Ghanem tak bertahan lama. Muhammad bin Laden menceraikan Ghanem tiga tahun setelah kelahiran Osama. Ia telah dikaruniai 56 anak (Osama adalah anak ke-17) dari 22 istri.
Setelah serangan 9/11, keluarga mengatakan, mereka diinterogasi oleh pemerintah Saudi yang kemudian membatasi perjalanan dan pergerakan mereka.
Selain sang ibunda, dua saudara Osama bin Laden, Hassan dan Ahmad, juga hadir untuk memberikan keterangannya kepada The Guardian. Mereka juga kaget ketika pertama kali tahu bahwa Osama adalah dalang di balik serangan 9/11.
"Dari yang termuda sampai yang tertua, kami semua merasa malu padanya. Kami tahu kami semua akan menghadapi konsekuensi yang mengerikan. Keluarga kami di luar negeri, semuanya kembali ke Saudi," kata Ahmad.
Dia juga mengatakan bahwa ibunya masih tidak mempercayai fakta tersebut dan tetap "menyangkal" bahwa Osama bin Laden terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Dia malah menyalahkan orang-orang di sekitarnya.
Advertisement