Liputan6.com, Bengkulu - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo meminta media massa untuk mengawasi secara ketat penggunaan dana desa yang digelontorkan pemerintah pusat. Peran media menjadi tolak ukur utama keberhasilan atau kegagalan program dana desa yang digelontorkan sejak tahun 2015.
Hal ini terungkap dalam dialog menteri dengan para jurnalis di sela-sela kunjungan kerja selama dua hari di Bengkulu. Dialog yang dipandu Ketua Serikat Perusahaan Suratkabar Provinsi Bengkulu itu berlangsung dinamis.
"Jangan berita baiknya saja, seburuk apa pun juga harus diberitakan, supaya kita bisa mengukur tingkat keberhasilannya," ucap Eko di Bengkulu, Sabtu, 4 Agustus 2018.
Baca Juga
Advertisement
Pengelolaan dana desa menurutnya harus dilakukan terbuka dan melibatkan seluruh masyarakat. Partisipasi mulai dari perencanaan, musyawarah desa, pembentukan APBDes hingga pengawasan lapangan. Khusus Bengkulu, serapan dana desa sudah lebih dari 82 persen. Angka tersebut masuk kategori baik dan harus dipertahankan.
Akselerasi peningkatan angka kemiskinan dengan memanfaatkan dana desa tergambar dari data statistik penurunan angka kemiskinan. Tahun 2018 terjadi penurunan angka kemiskinan di Indonesia sebanyak 1,8 juta jiwa. Lebih dari 60 persen di antaranya atau 1,2 juta jiwa merupakan masyarakat desa.
Membangun desa untuk menurunkan angka kemiskinan ini diakui Menteri Eko tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, tingkat pendidikan kepala desa sebagai pengelola dana desa hanya tamatan SD dan SMP.
"Lebih dari 60 persen kepala desa hanya tamatan SD dan SMP, ini tantangan dan butuh pengawasan yang kuat dari media," lanjutnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Siapkan Lumbung Padi Nasional
Kementerian Desa PDTT menyiapkan beberapa wilayah untuk dijadikan lumbung padi nasional masa depan. Salah satunya didorong dengan konsep Kota Mandiri Terpadu (KTM) Lagita di Desa Giri Kencana Bengkulu Utara.
Lahan seluas 2.579 hektare dengan produksi saat ini baru mencapai 12.189 ton beras per tahun akan ditingkatkan setidaknya tiga kali lipat.
Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo mengatakan, akses jalan sepanjang 2,7 kilometer dua jalur dengan pembangunan embung atau kawasan tambak ikan dan jembatan sudah dibangun untuk membuka akses jalan pertanian.
Juga sudah disiapkan Rumah Milling Unit untuk mengolah hasil pertanian yang dikelola masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa.
"Kapasitas mesin pengelola padi mencapai 1,5 ton per jam. Mampu menampung seluruh hasil panen petani di sini," ungkap Menteri Eko.
KTM Lagita sendiri berada di atas lahan seluas 92.522 hektare yang terletak di sembilan kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara. Pengelolaan KTM dilakukan untuk mendorong peningkatan ekonomi 38.235 kepala keluarga di kawasan KTM atau sebanyak 158.111 jiwa.
Di kawasan KTM Lagita juga sudah dibangun rumah sakit tipe C, layanan pendidikan tingkat SLTA dan SMK. Saat ini juga tengah dilakukan pembangunan Islamic Center yang bertujuan membuka kesempatan usaha dan lapangan kerja baru di wilayah transmigrasi.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri, butuh sinergitas antarlembaga dan pemerintah setempat," kata Eko Putro Sandjojo.
Advertisement