Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan membantah pihaknya mengalami benturan dengan PKS karena berebut posisi cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Demokrat sendiri menjagokan kadernya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres. Begitu pula PKS yang mendorong Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri.
"Gak ada (benturan), kalo kemarin dalam dialog kami di (hotel) Gran Melia Pak SBY (Ketum Demokrat) bertemu dengan Ustad Salim, setelah itu mereka bicara dan konferensi pers bersama, semua sepakat diserahkan kepada pak Prabowo untuk berdaulat penuh siapa yang dipilih jadi calon wakilnya," kata Hinca di Cafe Mandailing, kawasan Jakarta Selatan, Minggu (5/8).
Advertisement
"Demokrat sama sekali tidak menyorongkan apa-apa kecuali menyerahkan saja dan partai-partai lain sepakat. Begitu juga PAN sepakat," sambungnya.
Lanjut Hinca, tiap partai memiliki mekanisme internal untuk menentukan pasangan capres dan cawapres yang akan diusung. Misalnya di PAN harus melewati Rakernas, PKS Majelis Syuro, Gerindra Dewan Pembina, dan Demokrat ada Majelis tinggi.
"Nanti masing masing akan membawakan di situ dan akan menyerahkan ke calon presiden Prabowo," ucap Hinca.
Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini juga tak akan kabur dari koalisi jika Prabowo tak meminang AHY.
"Kami karena konsekuensi itu menyatakan kewenangan dan kedaulatan penuh pak Prabowo tentang siapa calon wakil presidennya tentu kami tetap setia di sini," tuturnya.
Hinca juga mengakui sampai saat ini belum ada pembahasan power sharing untuk Demokrat bersama koalisi jika Prabowo tak memilih AHY.
"Sama sekali belum, kami baru bicara misalnya visi misi ya itu kan harus dibawa pada hari H itu. Itu kan enggak mudah juga kita siapkan," tandas Hinca.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Saksikan tayangan video menarik berikut ini: