Liputan6.com, Bandung - Kabar terjadinya gempa bumi di Lombok membuat beberapa mahasiswa asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang bermukim di Bandung cemas. Seperti yang diketahui gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok, pada Minggu malam (5/8/2018).
Pantauan Liputan6.com di asrama mahasiswa NTB Jalan Jalak No. 2, Kelurahan Sadang Serang, Kota Bandung, belasan mahasiswa tampak memantau informasi melalui televisi. Mereka juga berusaha berkomunikasi dengan keluarga yang berada di kampung halaman.
"Kita punya grup WhatsApp di ikatan mahasiswa Sasak, lalu kita coba koordinasi di Bandung dan Lombok. Keluarga di sana sejauh ini aman," kata Rangga Satya Pratama selaku Ketua Ikatan Mahasiswa Sasambo Bandung saat ditemui Liputan6.com.
Baca Juga
Advertisement
Rangga mengaku dirinya cukup dibuat resah dengan adanya isu tsunami besar yang akan menerjang kampung halaman mereka usai gempa Lombok terjadi.
"Paling tadi ada informasi dari BMKG soal peringatan tsunami. Itu sempat bikin panik, karena ada yang bilang air sudah naik. Tapi informasi yang kita dapatkan langsung dari keluarga di sana tidak ada," ujar mahasiswa Universitas Pasundan itu.
Majid Said, mahasiswa lainnya mengungkapkan, sebagian warga di Lombok saat ini mengungsi ke perbukitan. "Untuk yang tinggal di Lombok tengah dan barat sudah mengungsi ke perbukitan. Kabar terbaru lampu listrik juga padam dan ada hujan," kata Majid.
Asrama NTB sendiri dihuni oleh 25 mahasiswa. Mereka berharap informasi terkait gempa bumi bisa disiarkan dengan benar.
"Yang paling penting informasinya. Apakah ada tsunami atau tidak. Karena kan ini gempa pernah terjadi sebelumnya yang membuat masyarakat di sana traumatis," ucap Rangga.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berkekuatan 7 skala Richter (SR) di Lombok, pada Minggu (5/8/2018) telah berakhir.
Simak video pilihan berikut ini: