Detik-Detik Saat Gempa Lombok Luluh Lantakkan Desa Pria Ini

Cem, warga BTN RK Makrif Dusun Rungkang, Desa Merembu, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat menuturkan situasi gempa yang ia alami.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Agu 2018, 11:00 WIB
Cerita Cem, warga BTN RK Makrif Dusun Rungkang, Desa Merembu, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat yang merasakan gempa Lombok. (Muhammad Kasim/Cem)

Liputan6.com, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Gempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), berkekuatan 7,0 SR pada minggu malam, 5 Agustus 2018 membuat Muhammad Kasim mendadak panik. Ia bersama keluarga langsung menyelamatkan diri keluar rumah. Suasana bersantai di rumah pun berubah mencekam.

Cem, begitulah ia disapa menuturkan detik-detik terjadinya gempa Lombok. Pria yang tinggal di BTN RK Makrif Dusun Rungkang, Desa Merembu, Lombok Barat, NTB, merasakan guncangan gempa terjadi sekitar pukul 19.00 Wita.

"Posisi saya waktu itu sedang berada di rumah. Lagi kumpul-kumpul sama keluarga. Saat gempa, saya melihat jam sekitar pukul 19.00-an Wita. Guncangannya sangat terasa," tutur Cem saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Senin (6/8/2018).

Akibat guncangan gempa, dinding rumah, terutama dinding kamar Cem retak. Namun, barang-barang pecah belah, seperti piring dan gelas tidak ada yang pecah atau jatuh.

"Dinding kamar retak. Kondisi itu juga dialami hampir sebagian besar tetangga juga. Alhamdulillah, tidak ada rumah yang roboh karena gempa. Tidak ada korban jiwa juga," Cem melanjutkan.

 

 

Simak video menarik berikut ini:


Tidur di halaman, jalan, dan di tenda

Warga BTN RK Makrif Dusun Rungkang, Desa Merembu, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, tempat Cem tinggal banyak yang tinggal di tenda pengungsian. (Muhammad Kasim/Cem)

Seluruh warga di desa Cem ikut keluar rumah. Sepanjang minggu malam itu tidak ada warga yang tidur di dalam rumah.

"Kami ketakutan dan trauma. Takut bangunan (rumah) roboh juga. Makanya, malam tadi, kami tidur di luar rumah. Ada yang tidur di halaman, di jalan, dan di tenda. Kami tidak tidur di rumah untuk menghindari kemungkinan terjadinya tertimpa rumah," Cem menambahkan.

Tenda pun segera didirikan oleh warga. Banyak warga, terutama ibu-ibu dan anak-anak yang tidur di dalam tenda. Tenda yang didirikan tidak hanya satu saja. Ada beberapa tenda sesuai jumlah blok desa.

"Di desa saya kan banyak blok desa. Masing-masing per blok itu dirikan tenda. Kebanyakan yang di tenda itu buat anak-anak kecil," ujar Cem, yang berprofesi sebagai pekerja media.

Selepas gempa berkekuatan 7,0 SR, Cem dan warga desa lainnya merasakan guncangan gempa susulan.

"Gempa susulannya hingga beberapa kali. Durasinya sekitar 30 menit sekali. 30 menit setelah gempa besar (7,0 SR) terasa gempa susulan. Terus 30 menit lagi begitu," Cem menambahkan.


Listrik mati dan saluran komunikasi terputus

Gempa 7 SR di Lombok meluluhlantakkan rumah penduduk. (Istimewa)

Situasi pascagempa di Desa Merembu, Lombok Barat, tempat Cem tinggal semakin mencekam kala listrik maati. Kondisi listrik mati terjadi segera setelah gempa. 

Dalam pemberitaan Liputan6.com, PT PLN (persero) menyatakan, sebagian wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) memang mengalami pemadaman listrik pascagempa. Hal tersebut disampaaikan Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah NTB Fitriah Adriana.

Penyebab sistem kelistrikan di beberapa wilayah Nusa Tenggara Barat padam karena beberapa infrastruktur jaringan kelistrikan berupa tiang listrik roboh.

Bukan hanya itu saja, saluran komunikasi sempat terputus. Listrik menyala dan saluran komunikasi kini sudah berfungsi kembali.

"Listrik padam dan saluran komunikasi terputus. Keduanya sudah menyala lgi pada pukul 01.30 WITA dini hari tadi," ujar Cem.


Ketersediaan makanan terjamin aman

Korban gempa menjalani perawatan di bangsal darurat luar Rumah sakit Moh. Ruslan di Mataram, Senin (6/8). Aparat gabungan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat akibat bencana gempa bermagnitudo 7 yang mengguncang Lombok. (AFP/ADEK BERRY)

Untuk urusan logistik (ketersediaan makanan) setelah gempa terjamin aman. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, lanjut Cem, soal makanan. Seluruh warga di desa Cem mendapatkan cukup makanan. 

"Ini karena di desa saya juga tidak terlampau parah kena dampak gempa. Jadi, logistik aman dan cukup," cerita Cem. 

Saat ini, sebagian besar warga di desa Cem masih bertahan di tenda untuk mengungsi. Namun, ada beberapa warga yang sudah kembali ke rumah. 

Mereka masih takut untuk kembali ke rumah. Apalagi gempa susulan pagi ini, Senin, 6 Agustus 2018 terjadi.

"Pagi ini terasa gempa lagi pukul 09.30 WITA. Gempanya 5,4 SR," Cem mengungkapkan.


Desa masih aman

Warga mengungsi setelah gempa mengguncang Lombok. (Liputan6.com/Sunariyah)

Meski gempa susulan berkali-kali terjadi, Cem mengungkapkan, kondisi desanya aman. Petugas keamanan dan kesehatan memang belum ada yang memantau ke desanya.

"Belum ada petugas kesehatan. Ya, karena tidak ada korban jiwa di desa saya," Cem menambahkan.

Sejak terjadinya gempa malam tadi hingga saat ini, lanjut Cem, warga berkoordinasi dengan kepala desa dan pengurus desa setempat. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya