Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho mengatakan, penyebab gempa 7 SR di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, berjenis gempa dangkal. Episenter darat gempa berkedalaman 15 km pada 18 km barat laut.
"Jenis gempa dangkal ini akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Arch Thrust), dibangkitkan deformasi bantuan dengan mekanisme pergerakan naik," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (6/8/2018).
Advertisement
Sutopo menerangkan, pergerakan Sesar Naik Flores di Lombok Utara menyebabkan kerawanan gempa. Menurut dia, Flores hingga Lombok terdapat patahan atau sesar yang memanjang.
"Jadi, patahan ini sebagai respons terhadap desakan Kontinen Australia. Sesar ini pernah dipetakan dalam Ekspedisi Marine Geology Rama oleh University California Santa Crus dan LIPI 1981," jelas dia.
Menurut pernyataan BMKG, ucap Sutopo, gempa 7 SR yang terjadi Minggu, 5 Agustus 2018, adalah gempa utama dalam rangkaian gempa sebelumnya, 29 Juli 2018.
Gempa ini sempat berpotensi tsunami, untuk Kabupaten Lombok Barat bagian utara, juga Kabupaten Lombok Timur bagian utara, dengan status waspada yang mana ketinggian ombak memcapai 50 cm.
Saksikan video pilihan di bawah ini