Liputan6.com, Yogyakarta Ingin kulkas di rumah hemat listrik? Berarti saatnya mencoba produk hasil teknologi yang satu ini. Namanya Ultracelsius. Bentuknya berupa cairan yang dikemas dalam botol HDPE berbentuk balok pipih dalam dua ukuran, 375 mililiter dan 500 mililiter.
Banyak orang menerka bagaimana cara kerja sebuah cairan dalam kemasan mampu menghemat listrik untuk mesin pendingin. Penjelasannya relatif mudah. Produk yang sudah dipatenkan ini berupa cairan yang terdiri dari sejumlah unsur kimia dan digolongkan ke dalam serbuk freezer agent 4 dan 5, natrium benzoat, serta pewarna.
"Semua bahan tidak beracun karena memang fungsi teknologi ini dekat dengan makanan, jadi apabila cairan tumpah pun tidak akan meracuni makanan," ujar Dadang R Suherman, peneliti Ultracelsius, Kamis (2/8/2018).
Baca Juga
Advertisement
Kemasan Ultracelsius bisa langsung digunakan sebagai penghemat listrik kulkas atau mesin pendingin hanya dengan diletakkan di dalamnya. Jika dipakai untuk kulkas rumah tangga, cukup ditaruh di dalam freezer.
Produk teknologi ini secara otomatis akan bekerja. Mekanismenya, Ultracelsius menyerap energi, menahan dingin lebih lama, dan melambatkan kerja kompresor pendingin. Dalam kondisi listrik mati pun, keberadaan Ultracelsius mampu membuat mesin pendingin tetap bekerja.
Berdasarkan penelitian dan uji langsung ketahanan yang sudah dilakukan oleh Dadang, Ultracelsius dapat menjadi pendingin kulkas selama lima hari tanpa listrik. Jadi, Ultracelsius diletakkan terlebih dulu di dalam freezer kulkas selama dua hari sampai beku.
Apabila Ultracelsius tetap diletakkan di dalam kulkas tanpa mematikan listrik, daya yang dikeluarkan untuk menghidupkan kulkas secara otomatis lebih hemat.
Irit Biaya Listrik
Dadang menyebutkan jumlah Ultracelsius yang ditempatkan di lemari pendingin bervariasi tergantung volume keseluruhan, mulai dari 5 - 15 persen kapasitas volume ruang. Untuk kulkas satu pintu bisa ditempatkan 2 liter Ultacelsius dan kulkas dua pintu membutuhkan 3 liter Ultracelsius.
"Bisa menghemat biaya listrik 25 sampai 30 persen," ucapnya.
Dia mengungkapkan, produk ini sudah dipakai oleh beberapa supermaket dan hotel di Yogyakarta untuk menghemat biaya listrik dan mengkampanyekan hemat energi. Berdasarkan informasi yang diperoleh Dadang, supermarket itu berhasil menghemat biaya listrik sampai Rp 6 juta per bulan setelah menggunakan Ultracelsius.
Produk ini juga telah diakui oleh internasional setelah menjadi juara favorit pertama dalam ajang Tech In Asia Tokyo pada Oktober 2017. Ultracelsius juga meraih juara dua dalam kompetisi teknologi baru Slush Tokyo International pada Maret lalu.
Harga Ultracelsius juga sangat terjangkau. Satu keping dibanderol mulai Rp 13 ribu. Produk ini relatif bisa digunakan sampai 20 tahun selama kemasan tidak rusak.
Advertisement
Pengembangan dari Maslaha
Produk ini merupakan pengembangan dari Maslaha-Jell99 yang diproduksi massal pada April 2016. Sebenarnya Maslaha diciptakan untuk pengganti es batu yang bisa digunakan oleh nelayan ketika mereka ingin mengawetkan hasil tangkapannya.
Dalam perjalanannya, Dadang kesulitan memperkenalkan produk ini kepada nelayan karena pola pikir yang masih tradisional.
“Saya sudah memberikan bukti Maslaha bisa lebih irit ketimbang memakai es batu, tetapi nelayan memilih untuk menunggu diberi gratis oleh pemerintah,” tuturnya.
Ia menghitung jika dalam tiga tahun, pedagang ikan atau daging ayam menghabiskan dana Rp 34 juta untuk membeli es batu, dan sekali pengiriman 1.500 kilogram ikan menggunakan mobil boks butuh biaya Rp 750 ribu, biaya membeli es batu dalam tiga tahun sebanyak Rp 342 juta.
Sementara itu, Maslaha-Jell99 dengan penyimpanan 100 kilogram ikan selama tiga tahun hanya membutuhkan biaya Rp 7,5 juta. Itu berarti menghemat 72 persen. Untuk pengiriman dengan temuan ini hanya Rp 56 juta dalam periode yang sama yang berarti hemat 82 persen.