Perang Dagang, RI Bakal Rebut Pasar Tekstil AS dari China

Mendag Enggar mengungkapkan bahwa para pengusaha AS banyak yang memuji kualitas tekstil asal Indonesia.

oleh Merdeka.com diperbarui 06 Agu 2018, 21:06 WIB
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Di Partai Nasdem, Enggartiasto dipercaya menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bercerita hasil kunjungan kerja selama beberapa hari ke Amerika Serikat (AS). Ia mengungkapkan salah satu yang dibahas adalah mengenai perdagangan tekstil.

Dengan adanya perang dagang antara AS dan China, otomatis Indonesia memiliki peluang merebut pasar tekstil China yang selama ini diimpor ke AS.

"Market share Indonesia ke AS hanya 4,5 persen sementara impor tekstil dan garmen AS dari China 26 persen. Nah dengan peningkatan tarif antara kedua negara itu, kita minta market ekspor kita diprioritaskan karena harga pasti lebih murah," kata Enggartiasto di kantornya, Senin (6/8/2018).

Untuk memuluskan rayuan tersebut, Enggartiasto menyebutkan Indonesia siap menyerap katun asal AS untuk dijadikan bahan baku tekstil. Karena selama ini pun impor katun banyak berasal dari AS.

"Kita akan absorb cotton mereka karena memang kita impor dari sana," ujarnya.

Selain itu, Enggartiasto juga mengungkapkan bahwa para pengusaha AS banyak yang memuji kualitas tekstil asal Indonesia.

"Pengusaha sana mengakui kualitas kita tidak kalah." kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penawaran Menarik

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto menjabat sebagai Menteri Perdagangan sejak 27 Juli 2016. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Enggartiasto juga mengaku telah memberikan beberapa penawaran menarik lainnya kepada pemerintah AS.

"Dalam bisnis forum kita sampaikan sikap-sikap Indonesia, kedatangan kami ke AS untuk menyerap berbagai produk yang mereka alami kesulitan. Tapi sebaliknya, tolong serap produk-produk Indonesia yang mereka alami kesulitan dengan harga naik dari China." tutup dia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya