Marak Aksi Beli, IHSG Kembali Menguat

Gerak IHSG melanjutkan penguatannya pada Selasa (7/8/2018) dipicu aksi beli investor.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 07 Agu 2018, 09:15 WIB
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada Selasa (7/8/2018). Penguatan IHSG dipicu aksi beli yang dilakukan investor.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG turun tipis 1,12 poin atau 0,02 persen ke posisi 6.100,003. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG berbalik arah dan menguat 8,702 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.109,833.

Indeks saham LQ45 mendaki 0,15 persen ke posisi 957,208. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menghijau. Sebanyak 108 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 23 saham melemah dan 114 saham diam di tempat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.113,843 dan terendah 6.099,20. Total frekuensi perdagangan saham 21.842 kali dengan volume perdagangan 313,7 juta saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 119 miliar. Investor asing beli saham Rp 48,6 miliar di seluruh pasar dan investor domestik Rp 267,9 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 14.478.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian melemah 0,07 persen. Sektor saham pertambangan naik 0,75 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor perdagangan 0,42 persen dan sektor industri 0,35 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham FILM naik 49,52 persen ke posisi Rp 314 per saham, saham BIPP melonjak 16,88 persen ke posisi Rp 90 per saham, dan saham SKBM menanjak 16,67 persen ke posisi Rp 500 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ETWA turun 10,34 persen ke posisi Rp 78 per saham, saham TOPS merosot 5,17 persen ke posisi Rp 825 per saham, dan saham SDPC tergelincir 4,85 persen ke posisi Rp 98 per saham.


Prediksi Analis

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada prediksi IHSG menguat dengan bertahan di atas support 6.066-6.087 dan resisten di kisaran 6.118-6.134. 

"Pergerakan IHSG yang mampu mengalami kenaikan diharapkan dapat membuka peluang kenaikan lanjutan dengan memanfaatkan sentimen positif dari dalam negeri," tutur dia dalam ulasan, Selasa pekan ini.

Menurut Reza, rilis pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 seharusnya akan positif buat pasar.  Akan etapi, di sisi lain sentimen ini bisa jadi ajang aksi ambil untung buat pelaku pasar yang memanfaatkan kenaikan IHSG.

"Atau bisa juga buat pelaku pasar yang sebelumnya saat IHSG di bawah tidak sempat atau tidak berani masuk dan pada saat momen di mana IHSG naik tinggi justru berharap ada pelemahan biar di kasih kesempatan untuk masuk kembali," ujar dia.

Analis PT Kresna Securities William Mamudi menilai data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat 5,27 persen pada kuartal II 2018. Sedangkan semester I 2018, ekonomi RI tumbuh 5,17 persen menjadi sentimen positif yang topang laju IHSG. Mamudi meramal, IHSG bergerak di rentang 6.050-6.120.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya