Liputan6.com, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance ( Indef) menilai kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) belum efektif mendongkrak kembali rupiah yang melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Direktur Indef Enny Sri Hartati menyebutkan, penyebab rupiah melemah bukan dari sektor moneter melainkan dari sektor riil. Sehingga langkah menaikkan suku bunga acuan bukan merupakan jurus utama mengembalikan posisi rupiah yang tengah terdepresiasi.
"Kalau kita lihat tekanan neraca perdagangan 6 bulan ini 4 bulan defisit, 2 bulan surplus. Sampai Juni masih defisit USD 1,1 miliar, itu yang menjadi problem utama. Kenaikan suku bunga 50 bps sekalipun tidak nendang untuk mengerem depresiasi rupiah," kata Enny dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Baca Juga
Advertisement
Pelemahan rupiah juga bukan karena dolar AS terus menguat terhadap sebagian mata uang di dunia. "Secara logika, kalau semua negara ini dolar AS menguat dimana-mana, terus Amerika mau dagang sama siapa? Enggak mungkin juga gitu kan," ujarnya.
Kendati demikian, Enny menjelaskan bahwa beberapa kebijakan di AS memang mempengaruhi nilai tukar mata uang di beberapa negara. Namun, pelemahan di masing-masing negara relatif, bergantung dengan kesiapan yang dilakukan negara tersebut.
"Artinya memang ada dampak dari normalisasi dari kebijakan AS. Tetapi ketika negara-negara ini sudah well prepare untuk mengantisipasi, enggak semuanya juga (melemah)," ujarnya.
Enny mengungkapkan, Indonesia dan Filipina menjadi negara yang pelemahan nilai tukar mata uangnya cukup dalam jika dibandingkan dengan negara lain di Asia. Artinya, dolar AS positif menguat di Indonesia dan Filipina dengan presentasi cukup besar yaitu 3,81 persen dan 2,32 persen.
"Negara-negara seperti Malaysia, Singapura itu cuma 2 persen, kalau China bahkan 1 persen. Jepang tidak termasuk. Tetapi Indonesia ini 3,81 persen dan Filipina 2,32 persen." kata dia.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah Hari Ini
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini.
Mengutip Bloomberg, Selasa (7/8/2018), rupiah dibuka di angka 14.490 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.478 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.479 per dolar AS hingga 14.490 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,84 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.485 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.481 per dolar AS.
Advertisement