Menko Luhut: Saya Kesal Orang Ngomong Kemiskinan Tanpa Data

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2018 sebesar 5,27 persen.

oleh Merdeka.com diperbarui 07 Agu 2018, 16:43 WIB
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan pada Konferensi Internasional dan Pertemuan Tahunan ke-5 OIC IBRAF di Kota Bandung, Rabu (22/2). Acara itu dihadiri 40 negara di berbagai belahan negara Islam. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kembali menegaskan prestasi kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 9,82 persen.

"Memang sepanjang sejarah Republik ini baru sekarang di bawah 10 persen. Ini fakta," kata dia kepada wali kota yang hadir dalam rakor penanganan sampah, di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Karena itu dia mengaku kesal jika ada pihak yang mempermasalahkan capaian tersebut tanpa diimbangi data yang akurat.

"Makanya saya suka kesel juga ada pemimpin-pemimpin kita saja bukan marah, tapi pemimpin kita intelektual, bicara pakai data. Kita enggak suka sama orang itu, satu soal lain. Tapi data ini," tegas dia.

Kinerja ekonomi pun, menurut dia, dalam keadaan baik, menilik pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2018 sebesar 5,27 persen. Inflasi secara tahunan cenderung masih terkendali. Hal itu terlihat dari inflasi Juli 2018 sebesar 3,18 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Masih Perbaiki

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mendarat di Bandara Silangit, Sumatera Utara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mendarat di Bandara Silangit, Sumatera Utara. (Kemenko Kemaritiman)

Meski demikian, Luhut mengakui bahwa pemerintah masih harus berupaya memperbaiki current account yang tengah defisit.

"Sehingga ada policy baru dengan biodiesel ini. Sebab, kalau ini keluar, kita bisa menerima USD 9 miliar, sehingga current account defisit kita, USD 17,5 miliar tahun lalu bisa dikecilkan dan tekanan kepada rupiah bisa lebih kurang," jelasnya.

Kepada pemerintah daerah, dia berpesan agar sektor pariwisata diperhatikan, terutama masalah sampah yang dapat menggangu kenyamanan wisatawan. Sebab, sektor ini bisa mendorong perbaikan defisit current account.

"Pariwisata salah satu penerimaan negara yang terbaik untuk mengurangi current account defisit. Jadi, kalau bapak-bapak liat orang surving, itu sampah semua, ya kita jual turis kita tidak akan laku," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya