Donald Trump Salahkan Gubernur California atas Kebakaran Lahan yang Mematikan

Presiden AS Donald Trump menyalahkan Gubernur California karena tidak bisa mengatasi kebakaran lahan secara tepat sasaran.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 08 Agu 2018, 08:31 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyambut antusias penunjukkan negaranya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama dengan Kanada dan Meksiko. (AFP/Nicholas Kamm)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diketahui menyerang "undang-undang lingkungan" negara bagian California, dan menyalahkan pemerintahan di sana atas kebakaran lahan yang mematikan baru-baru ini.

Trump mendesak Gubernur Jerry Brown untuk mengizinkan metode aliran air deras ke utara guna menghentikan laju kebakaran lahan, bukan membiarkannya mengalir ke Pasifik, yang dinilainya sebagai tindakan bodoh.

"Kebakaran hutan di California diperbesar (dan) diperburuk oleh undang-undang lingkungan yang buruk, yang tidak mengizinkan sejumlah besar air yang tersedia untuk dimanfaatkan secara tepat," twit Trump, sebagaimana dikutip dari Independent.co.uk, Selasa (7/8/2018).

Presiden Donald Trump juga menyebut bahwa seharusnya cadangan air "dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran, pertanian dan lainnya".

Komentar Trump itu disambut kebingungan oleh publik, terutama di media sosial, karena pernyataan presiden tidak cukup menjelaskan maksud "air yang tersedia" telah "dialihkan ke Samudra Pasifik".

LeRoy Westerling, seorang profesor Universitas California Merced yang ahli dalam kebakaran hutan dan klimatologi, mengatakan kepada San Francisco Chronicle bahwa komentar-komentar Trump tentang pengalihan air oleh negara bagian adalah sesuatu yang membingungkan.

"Kami mengelola semua sungai kami di California, dan semua air dialokasikan berkali-kali lipat. Jadi saya tidak yakin apa yang dia rekomendasikan," ujar Westerling.

Dia menambahkan, "Bahkan jika kita menghilangkan semua habitat untuk spesies riparian dan ikan, dan memungkinkan intrusi air asin ke delta, tidak akan mengimbangi hilangnya kelembaban yang lebih besar dari perubahan iklim."

Kebakaran lahan Medocino dan badai api Carr telah menghancurkan lebih dari seribu bangunan, dan memaksa ribuan orang menyelamatkan diri.

Para pejabat bahkan telah mengumumkan Kebakaran lahan Medocino sebagai api liar terbesar kedua yang tercatat di negara bagian itu. Adapun badai api Carr sejauh ini telah merenggut sedikitnya tujuh korban tewas.

Senator Massachusetts Ed Markey menanggapi pernyataan Donald Trump tentang perubahan iklim dalam sebuah unggahan di Twitter.

"Donald Trump bisa mengubah topik, tetapi dia tidak akan dapat mengalihkan perhatian kita dari fakta bahwa cuaca, yang lebih panas dan lebih kering, memperbesar risiko kebakaran lahan di California terkait dengan perubahan iklim," tulisnya.

"Itu akan terus bertambah buruk selama kita gagal bertindak."

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 


Kemunculan Pusaran Api

Rumah-rumah rata oleh api yang melahap dalam kebakaran hutan yang dijuluki Carr Fire di Redding, California, Jumat (28/7). Lebih 3.000 warga terpaksa meninggalkan rumah mereka di kawasan resor pegunungan akibat meluasnya kebakaran. (AP/Noah Berger)

Sementara itu, kepala departemen pelestarian dan perlindungan hutan California (CalFire), Ken Pimlott, mengatakan kepada media bahwa mereka "melihat pusaran api - secara harfiah dapat digambarkan sebagai tornado".

"Api ini dengan cepat berubah menjadi (seperti) angin puyuh akibat dorongan angin kencang, membuat beberapa pohon tercerabut, merusak beberapa kendaraan di sekitarnya, dan melelehkan sebagian aspal jalan," jelas Pimlott.

Saat ini, Gubernur California Jerry Brown telah mengumumkan keadaan darurat di beberapa wilayah, termasuk Shashta County yang membuat setidaknya 38 ribu orang dievakuasi.

Di lain pihak, Presiden AS Donald Trump dikabarkan telah menyetujui distribusi bantuan federal untuk korban kebakaran lahan di California.

Disebutkan pula bahwa pemerintah California telah mengerahkan sekitar 12 ribu petugas pemadam kebakaran untuk menjinakkan "si jago merah", yang diharapkan segera padam total pada pekan ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya