Kemenkes Kirim 3,5 Ton Obat untuk Korban Gempa Lombok

Kementerian Kesehatan RI mengirimkan 3,5 ton obat-obatan untuk korban gempa Lombok dan didistribusikan ke beberapa rumah sakit.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 08 Agu 2018, 12:19 WIB
Seorang perempuan membawa bantal melalui puing-puing rumah yang rusak di Menggala, Lombok Utara, Rabu (8/8). Laporan terakhir mengatakan, gempa Lombok telah memakan 105 korban jiwa, dan lebih 70.000 orang kehilangan tempat tinggal. (AFP/ADEK BERRY)

 

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengirim bantuan obat-obatan sebanyak 3,5 ton untuk korban gempa Lombok. Obat yang dikirimkan berupa obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) dan perbekalan kesehatan, yang dikemas ke dalam 404 koli. 

Pengiriman obat-obatan ke lokasi terdampak gempa sudah dilakukan pada Senin, 6 Agustus 2018 sebanyak 9 koli dengan berat 45 kg. Obat-obatan itu sudah didistribusikan ke RSU Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan RSUD Tanjung, Lombok Utara.

Dikutip dari laman Sehat Negeriku! Kementerian Kesehatan, Rabu (8/8/2018). obat-obatan dikirim juga pada Selasa, 7 Agustus 2018 melalui jalur udara. 

Obat diperkirakan tiba hari ini dan langsung diterima oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Kemudian obat didistribusikan ke Instalasi Farmasi Kabupaten Lombok Utara, RSUD Tanjung, dan RSU Provinsi NTB, yang melayani banyak pasien korban gempa.

 

Simak video menarik berikut ini:


Distribusi obat-obatan

5 RS di Kota Mataram Masih Bisa Operasi Korban Gempa Lombok (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)

Pendistribusian obat juga ditujukan ke RS Kota Mataram, RSUD Tanjung, RS Swasta Biomedik, RS Swasta Islam, dan RS Graha Ultima Medika. 

Dinas Kesehatan Provinsi NTB pun telah mendistribusikan obat ke posko penanganan bencana di Senaru, Bayan, Santong, Gangga, Tanjung, Pemenang, dan Nipah.

Selain obat-obatan, Kementerian Kesehatan menilai perlu adanya pusat mitigasi bencana. 

Saat ini, RSUD Mataram sudah dinilai layak untuk menjadi pusat pelayanan mitigasi bencana. Lebih dari 70 pasien mengalami patah tulang terbuka dan 30 lebih pasien alami patah tulang dalam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya