Ari, Atlet Gulat Banten yang Melangkah Jadi Paskibraka 2018

Di balik wajah kalem dan pemalu, calon Paskibraka 2018 dari Banten, Muhamad Ari Setiawan, rupanya atlet gulat.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 09 Agu 2018, 08:30 WIB
Sebelum Menjadi Paskibraka 2018 Tingkat Nasional, Ari yang Merupakan Perwakilan Provinsi Banten, Adalah Atlet Gulat. Sudah Banyak Pertandingan yang Dia Ikuti (Foto: M Fajri Erdyansyah)

Liputan6.com, Jakarta Di balik wajah kalem dan pemalu, calon Paskibraka 2018 dari Banten, Muhamad Ari Setiawan, rupanya atlet gulat. Ari memang 'orang baru', tapi jam terbang mengikuti kejuraan tidak bisa dianggap remeh.

Siswa SMA Negeri 6 Kota Serang ini baru setahun menekuni gulat. Sebelum terpilih sebagai wakil Banten untuk Paskibraka Nasional 2018, Ari mengaku mengisi hari-harinya dengan banyak pertandingan gulat.

"Ikut Kejurnas baru sekali, tahun lalu. Satu bulan kemudian ikut Popnas (Pekan Olahraga Pelajar Nasional), Piala Gubernur Jatim, setelah itu kejurda atau Piala Gubernur Banten, dan terakhir Piala Gubernur Padang. Semua itu tahun 2017," ujar Ari kepada Diary Paskibraka.


Awal mengenal gulat

Gulat dan Paskibraka di Mata Ari Memiliki Kemiripan. Sama-sama Disiplin dan Banyak Peraturan yang Harus Dipatuhi. (Foto: M Fajri Erdyansyah)

Perkenalan Ari dengan olahraga gulat terjadi tanpa sengaja. Waktu itu, sepulang menyabet emas untuk lempar lembing dan perunggu untuk cabang olahraga tolak peluru, Ari melihat ada yang sedang latihan gulat.

Saat sedang melihat-lihat itu, Paskibraka kelahiran 13 Februari 2001 ini dipanggil oleh seorang pelatih yang mengajak untuk bergabung.

"Tidak langsung saya iyakan. Dua hari kemudian saya datang, saya lihat dulu, baru minggu selanjutnya ikut latihan," ujarnya.

Tidak sedikit manfaat yang Ari peroleh dari gulat. Salah satunya, menurunkan berat badan.

"Dulu saya gendut banget. Hampir 90 kilogram. Sekarang, berat badan saya 75 sampai 77 kilogram," kata Paskibraka yang menginginkan posisi sebagai pengibar sore hari.

 


Gulat vs Paskibraka

Calon Paskibraka 2018 saat sesi latihan formasi barisan. (Foto: M Fajri Erdyansyah)

Lebih lanjut, banyak hal pula di Paskibraka yang sudah ia dapatkan terlebih dahulu dari gulat.

"Gulat juga mengajarkan pentingnya disiplin dan on time. Jika dibilang latihan pagi, itu berarti jam 05.15 harus sudah di lapangan, dan sudah pemanasan," katanya.

Table manner yang pernah diajarkan calon Komandan Pasukan kepada 68 orang Paskibraka Nasional, juga pernah Ari dapat dari latihan gulat.

"Walaupun gulat, yang namanya makan enggak boleh berisik. Aturan di tempat latihan harus dipatuhi. Dalam hal pakaian pun, kita ada aturannya. Tidur di mes pun peraturannya tak berbeda jauh dari asrama Paskibraka," ujarnya.

 


Perbedaan Gulat vs Paskibraka

Sementara itu, perbedaan yang Ari rasakan antara gulat dan Paskibraka adalah saat latihan. Ari, mencontohkan, latihan gulat selama empat jam hanya boleh istirahat satu minum untuk minum dan ke kamar mandi, selain istirahat untuk solat dan makan siang.

"Habis itu latihan lagi, sparing lagi, dan latihan teknik-teknik," kata Ari.

"Kalau di Paskibraka, banyak istirahatnya, tidak terlalu capek, dan kalorinya tidak terlalu banyak terbakar," kata Ari menekankan.

Ketekunan yang dia kerjakan saat latihan gulat, dibawa selama di Diklat Paskibraka 2018. Dia ingin bisa terpilih menjadi pasukan pengibar, sama halnya seperti pelatih gulat memilih Ari untuk ikut perlombaan.

"Pertama main di kelas 85 kg, kelas paling berat. Kelas berat itu cuma ada dua orang, saya dan teman saya. Cuma teman saya ini, kalau di-sparing sama saya, kalah. Dia juga jarang latihan," kata Ari.

Kemungkinan besar itu alasan pelatih sering memilih Ari ikut pertandingan. "Walaupun saat sparing sering juga imbang, saya juga sering kalah. Akan tetapi kalau latihan saya lebih rajin, makanya mungkin itu alasan pelatih memilih saya," kata Ari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya