Liputan6.com, Jakarta - Lombok, daerah yang memiliki wisata pantai terbaik yang dimiliki Indonesia. Di sana ada tiga pulau yang menjadi primadona wisatawan, Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Menjadikan hotel dan penginapan tidak pernah sepi dari hunian para pelancong.
Kondisi itu kini berubah drastis setelah gempa mengguncang Lombok pada Minggu 5 Agustus 2018. Para pemilik hotel terpaksa meninggalkan hotelnya menyelamatkan diri. Ada pun warga setempat lebih memilih tinggal di halaman, tidak mengungsi. Hampir tidak ada aktivitas ekonomi di sana.
Baca Juga
Advertisement
Saat tim PLN menyambangi tiga pulau itu, tim PLN dihadapkan dengan kondisi yang porak poranda. Pohon besar tumbang menimpa jaringan kabel, trafo distribusi jatuh dari dudukannya. Listrik padam total. Demikian mengutip dari keterangan tertulis, Rabu (8/8/2018).
Dengan bantuan kapal milik TNI, tim PLN berlayar ke Gili Air Rabu pagi 8 Agustus 2018. Prioritas utamanya memenuhi harapan warga disana, listrik cepat menyala. Tim bergerak cepat, jaringan yang tidak perlu diganti langsung diperbaiki.
Dengan tangan kosong, tim PLN memindahkan pohon tumbang yang menimpa kabel. Bangunan gardu hubung yang hancur mereka cek trafonya, coba untuk difungsikan.
Listrik segera menyala menjadi satu-satunya alasan tim PLN ini bekerja keras dengan segala upaya. Supaya warga tenang. Dengan terang lampu listrik, mereka bisa menjaga barang-barangnya di malam hari.
PLN Terus Berupaya Pulihkan Pasokan Listrik Lombok
Sebelumnya, PT PLN (persero) terus memulihkan kelistrikan paska gempa bumi 7,0 skala Richter (SR) yang melanda Lombok dan sekitarnya. PLN saat ini fokus memperbaiki jaringan distribusi 20 kV.
Direktur Bisnis Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN, Djoko R. Abumanan mengatakan, tim PLN telah mengecek tower transmisi dan gardu induk, semuanya telah beroperasi normal dan aman.
Agar beberapa pembangkit listrik kembali beroperasi normal, PLN terus memperbaiki jaringan yang rusak. Sebanyak 53 penyulang 20 kV pada sistem kelistrikan dalam kondisi aman dan normal, sementara lima penyulang lainnya masih padam sebagian.
Sekitar 40 ribu pelanggan di Senggigi dan Tanjung masih mengalami padam listrik dengan perkiraan beban kurang lebih 10 Mega Watt (MW).
"Kami terus berupaya memperbaiki jaringan listrik yang mengalami kerusakan agar listrik dapat kembali normal sehingga aktivitas penanggulangan paska bencana dapat berjalan lancar, terlebih lagi pada fasilitas pelayanan umum di wilayah yang terdampak,” kata Djoko, di Jakarta, Selasa 7 Agustus 2018.
Djoko mengungkapkan, di kota Tanjung yang merupakan lokasi terparah terdampak gempa bumi Lombok, PLN telah mengalirkan listrik, setelah mencek pada rumah sakit dan kantor pemerintahan.
"Kami memastikan pula enam kantor rayon PLN Area Mataram aktif beroperasi, kecuali kondisi di Rayon Tanjung yang memang paling parah terkena dampak gempa," tutur Djoko.
Kondisi beban puncak listrik saat ini turun dibanding sebelum gempa karena kegiatan usaha, seperti mal, hotel, toko dan perkantoran berhenti sementara atau tutup. Beban puncak siang ini sebesar 113 MW dibandingkan rata-rata kondisi normal beban pada siang hari, yakni 155 MW.
"Untuk daya mampu pembangkit di sistem kelistrikan Lombok sebesar 172 MW dan diupayakan terus bertambah dengan persiapan sinkronisasi PLTU Jeranjang unit 3 kapasitas 25 MW untuk beroperasi," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement