Liputan6.com, Jakarta - Hujan meteor Perseid disebut akan menghiasi langit Bumi pada akhir pekan ini, tepatnya 11-12 Agustus 2018. Peristiwa alam langka ini bisa disaksikan tepat pukul dua dini hari waktu setempat.
Disampaikan Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, cara terbaik untuk menyaksikan hujan meteor Perseid adalah dengan menghindari tempat berpolusi cahaya.
Maksudnya, tempat seperti daerah perkotaan yang dipenuhi lampu dan gedung-gedung tinggi.
“Untuk bisa menyaksikan hujan meteor Perseid, Anda harus menghindari tempat yang banyak cahaya, terutama bagi yang ingin memotret pemandangan hujan meteor,” kata NASA sebagaimana dikutip Space, Jumat (10/8/2018).
Baca Juga
Advertisement
Karena itu, tempat-tempat yang minim polusi cahaya seperti pegunungan, desa, sawah, padang rumput, dinilai menjadi tempat yang pas untuk menyaksikan hujan meteor Perseid menghiasi langit malam.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, mengakui kalau meteor Perseid adalah jenis meteor yang kuat.
“Perseid itu adalah hujan meteor yang kuat. Jumlah meteornya per jam itu sangat banyak,” tutur Thomas kepada Tekno Liputan6.com via pesan singkat.
Bagi masyarakat Indonesia pun bisa menyaksikan hujan meteor Perseid dengan mata telanjang dan tanpa alat bantu. Syaratnya, langit harus cerah dan tidak berpolusi cahaya.
“Bisa (disaksikan), asal langitnya harus cerah dan bukan di perkotaan,” tukasnya.
Apa Itu Hujan Meteor Perseid?
Peristiwa alam langka tersebut tentu rasanya tidak bisa dilewatkan begitu saja, apalagi bagi kamu yang sangat menyukai fenomena alam luar angkasa.
Menurut informasi tambahan dari Space, hujan meteor Perseid bakal bisa disaksikan pada 11-12 Agustus 2018 (tergantung pada zona waktu negara masing-masing).
Nantinya, diprediksi akan ada sekitar 60-70 meteor per jam yang akan melesat di langit malam.
Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, mengungkap waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor Perseid adalah pukul dua dini hari waktu setempat.
Sekadar diketahui, fenomena hujan meteor Perseid selalu terjadi setiap musim panas berlangsung setiap tahunnya.
Meteor ini berasal dari pecahan komet Swift-Tuttle yang sebetulnya hanya melewati Bumi setiap 133 tahun dalam perjalannya mengitari Matahari.
Komet tersebut mengitari orbit dan terus terbakar, sehingga pecahannya membentuk hujan meteor dalam kecepatan 37 mil per detik (59 kilometer per detik).
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement