25 Kaum Difabel Dilatih Jadi Guru Kebencanaan

Kaum difabel memerlukan penanganan dan perlakuan khusus saat terjadi bencana. 25 orang ini akan menjadi guru kebencanaan bagi ribuan kaumnya.

Oleh SuaraMerdeka.com diperbarui 10 Agu 2018, 07:03 WIB
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Klaten, Bambang Giyanto, Rabu (8/8) memberi penjelasan penanggulangan bencana. (Liputan6.com/suaramerdeka.com/Achmad Hussain)

Klaten - Untuk mengurangi risiko bencana kaum difabel, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, melibatkan 25 penyandang disabilitas yang dilatih menjadi fasilitator penanggulangan dan pengurangan bencana. Mereka berasal dari unit layanan disabilitas (ULD) BPBD Kabupaten Klaten.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Klaten, Bambang Giyanto mengatakan, 25 orang sukarelawan difabel itu nantinya akan menjadi fasilitator penanggulangan bencana.

''Setelah dilatih, 25 orang itu akan menyosialisasikan kepada yang lain dalam rangka pengurangan risiko bencana,'' kata Bambang seperti ditulis suaramerdeka.com, Rabu 8 Agustus 2018 usai memberi paparan materi di SMKN 3.

Sukarelawan difabel itu berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Klaten. Selain dari BPBD, sebagai pemateri lain adalah Kasubag Program BPBD Pemprov Jateng, Armin Nugroho. Menurut Bambang Giyanto, para peserta akan mengikuti pelatihan selama tiga hari.

Setelah mendapatkan materi pengurangan risiko bencana khusus bagi warga difabel, diharapkan menularkan ilmunya ke masyarakat. Baik di kecamatan, desa, RT dan RW mau pun secara perseorangan. Sukarelawan itu juga akan masuk ke sekolah luar biasa (SLB) untuk memberikan materi pengurangan risiko bencana disabilitas.

Simak berita menarik lainnya dari suaramerdeka.com di sini.

 


Penanganan Khusus

Warga melakukan aktivitas seperti biasanya setelah sempat mengungsi semalam di TPPS Tlogolele, Selasa (22/5).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Peran 25 orang sukarelawan itu sangat penting mengingat jumlah warga difabel di Kabupaten Klaten 11. 582 orang tersebar di 26 kecamatan.  Untuk menangani difabel sebanyak itu saat terjadi bencana, sangat tidak mudah. Mereka memiliki kekhususan dalam penanganannya.

"Jika hanya mengandalkan sukarelawan BPBD atau dari elemen lain, tidak mungkin. Butuh teknik tersendiri," kata Bambang.

Kesiapan 25 sukarelawan itu diharapkan menjadi awal kesiapan warga difabel untuk menghadapi bencana. Mengingat Kabupaten Klaten merupakan daerah rawan bencana.

Kabupaten Klaten menempati rangking ke empat sebagai daerah rawan bencana di Jawa Tengah. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Klaten, Nur Cahyono yang efektif menangani warga difabel adalah sesama warga difabel.

''Yang tahu kebutuhan warga adalah sesama warga difabel,'' kata Nur.

Simak video pilihan berikut di bawah :

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya