Sepak Terjang Sandiaga Uno di Dunia Bisnis

Sebelum terjun ke dunia politik, Sandiaga Uno dikenal sebagai pengusaha muda.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Agu 2018, 19:15 WIB
Senyum Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno saat merayakan Malam Resepsi HUT ke-491 Kota Jakarta di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/6). Acara tersebut dihadiri oleh para duta besar negara dan sejumlah tokoh. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kini hangat diperbincangkan. Nama Sandiaga Uno tiba-tiba muncul dalam calon wakil presiden (cawapres).

Prabowo Subianto berpasangan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Hal itu pun disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. Ia menuturkan, Prabowo Subianto berpasangan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sudah hampir final untuk maju dalam Pilpres 2019.

"Jadi pasangan ini 99 persen sudah dipastikan akan maju," ujar Arief, saat dikonfirmasi, Kamis (9/8/2018).

Mengutip berbagai sumber, sebelum terjun ke dunia politik, Sandiaga Uno dikenal sebagai pengusaha. Ia juga sempat menduduki posisi sebagai direktur dan komisaris di sejumlah perusahaan antara lain Adaro Energy, Saratoga Investama Sedaya, Tower Bersama Infrastructure dan Berau Coal.

Ia melepaskan posisi jabatannya di sejumlah perusahaan itu pada rentang waktu 2012-2015 hingga akhirnya fokus terjun ke dunia politik.

Berdasarkan laporan Globe Asia, Sandiaga Uno masuk jajaran orang terkaya di Indonesia pada 2018. Sandiaga berada di posisi 85 dengan kisaran kekayaan USD 300 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun.

Pria kelahiran 28 Juni 1969 ini membangun sejumlah perusahaan dan menanamkan investasi. Salah satu perusahaan yang dibangun Sandiaga Uno yaitu PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Ia mendirikan perusahaan investasi tersebut bersama pengusaha Edwin Soeryadjaya sekitar 1997-1998.

Lewat perusahaan investasi ini, Sandiaga Uno menanamkan investasi di sejumlah perusahaan. Investasinya meliputi sektor konsumer, infrastruktur dan sumber daya alam.

Mengutip dari laman Saratoga Investama Sedaya, perseroan aktif kelola perusahaan-perusahaan investasinya serta jajaki peluang investasi di Indonesia.

Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2013 ini menitikberatkan investasi di konsumer, infrastruktur dan sumber daya alam.

PT Saratoga Investama Sedaya cukup banyak berinvestasi di sektor sumber daya alam. Sejumlah perusahaan yang jadi tujuan investasi Saratoga antara lain di PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang bergerak di sektor batu bara.

Perseroan investasi di Adaro Energy Tbk pada 2002. Investasi selanjutnya di PT Agro Maju Jaya yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit yang mulai investasi pada 2010.

Selain itu, PT Agra Energi Indonesia yang bergerak di sektor minyak dan gas dan mulai investasi pada 2015.

Perseroan juga investasi di Finders Resources Limited yang bergerak di sektor emas dan tembaga dan tahun investasinya pada 2013. Tak hanya itu, di sektor sumber daya alam, Saratoga Investama juga investasi di perusahaan Interra yang bergerak di sektor minyak dan gas pada 2012.

Kemudian Saratoga juga investasi di beberapa perusahaan investasi yang bergerak di sektor emas dan tembaga antara lain Merdeka Copper Gold yang mulai pada 2014, Sihayo Gold Limited dan Sumatra Copper and Gold Plc yang mulai investasi pada 2012.

 


Sektor Konsumen

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno memberikan keterangan saat meninjau proyek pembangunan kereta LRT di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (14/6). Tinjauan ini untuk mengecek kepastian kesiapan LRT jelang sertifikasi Kemenhub. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Di sektor konsumen, investasi Saratoga juga beragam. Mulai dari perusahaan otomotif, fashion, industri pendingin, dan rumah sakit Awal Bros.

Di sektor konsumen, perseroan investasi di Mitra Pinasthika Mustika yang bergerak di industri otomotif pada 2010. Saratoga investasi di grup rumah sakit awal bros mulai 2016 dengan investasi sebesar 3,06 persen. Kemudian, Deltomed, perusahaan obat-obatan herbal yang dimulai pada 2017.

Tak berhenti di situ, Saratoga Investama juga investasi di Gilang Agung Persada bergerak di industri fashion pada 2014, dan perusahaan industri pendingin MGM Bosco pada 2016. Investasi di MGM Bosco sebesar 7,5 persen.

Selain itu, di sektor infrastruktur, Saratoga investasi di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk sebesar 29,39 persen. Investasi di bidan usaha telekomunikasi itu mulai 2004. 

Perseroan juga investasi di usaha jalan tol dan konstruksi yaitu PT Nusa Raya Cipta Tbk dengan investasi 7,21 persen. Investasinya mulai pada 2016.

Tak hanya di situ, perseroan juga investasi di Seroja Investment Limited dan Sinar Mentari Prima yang bergerak di usaha pelayaran. Kepemilikan saham perseroan di Seroja Investment Limited mencapai 23,26 persen.

Kemudian investasi di Paiton Energy yang bergerak di pembangkit listrik dan mulai investasi pada 2015. Selanjutnya investasi di perusahaan kilang Tri Wahana Universal dan berinvestasi pada 2011.

Sandiaga Uno selain menjalani perusahaan investasinya, ia juga sempat membeli saham Mandala Airlines sebesar 51 persen pada 2011. Namun, sayang Tigerair Mandala harus tutup pada 1 Juli 2014.

Sebelum mengembangkan Saratoga, Sandiaga mendirikan perusahaan penasihat keuangan yaitu PT Recapital Advisors. Ia membangun perusahaan itu bersama temannya Rosan Roeslani.

Bersama Rosan Roeslani, Sandiaga memiliki perusahaan air minum Acuatico Pte Ltd yang kuasai 95 persen saham PT Aetra Air Jakarta. Acuatico merupakan perusahaan induk investasi yang didirikan di Singapura. Namun, kepemilikan perusahaan air minum tersebut dilepas pada 2013.

 


Gerak Harga Saham Grup Saratoga

Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lalu bagaimana gerak saham grup Saratoga pada perdagangan Kamis pekan ini?

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (9/8/2018), saham PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk turun 1,49 persen ke posisi 955 per saham. Total transaksi Rp 13,2 miliar.

Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk naik tipis 0,82 persen ke posisi 3.710 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 173 kali dengan nilai transaksi Rp 1,7 miliar.

Lalu saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) turun 1,3 persen ke posisi Rp 5.700 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,7 miliar.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya