5 Cabor Jadi Primadona Penjualan Tiket di Asian Games 2018

5 cabor salah satunya sepak bola paling banyak diminati penonton untuk Asian Games 2018.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 09 Agu 2018, 20:08 WIB
Asian Games 2018 segera dimulai di Jakarta dan Palembang (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta - Lima cabang olahraga termasuk sepak bola masih menjadi primadona penjualan tiket pada Asian Games 2018. Penjualan tiket di lima cabang tersebut melebihi penjualan cabang-cabang lainnya.

"Seperti Pak Erick bilang, voli, swimming, basket, badminton, itu pembeliannya lumayan tinggi," kata CEO Kiostik, Ade Sulistioputra saat jumpa pers di kantor Inasgoc, Jakarta, Rabu (9/8/2018).

Kendati demikian, Ade menuturkan masyarakat ternyata juga meminati cabang olahraga di Asian Games yang kurang populer. Ia pun terkejut dengan antusiasme masyarakat terhadap cabang-cabang tersebut.

Beberapa cabang yang kurang populer namun sudah punya penonton antara lain roller skate, gymnastic, dan equestrian.

"Seperti roller skate pun ternyata sudah ada pembelinya, Jadi di ada market-market yang ternyata gak cuma olahraga pasaran.Tapi ternyata ada market yang mereka antusiasnya sangat tinggi," ujar Ade.

 

 

 


Baru 20 Persen

Inasgoc jalin kerjasama penjualan tiket dengan Kiostix (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Sementara itu, Ketua INASGOC, Erick Thohir menuturkan presentase penjualan tiket Asian Games 2018 baru menyentuh 20 persen. Menurut Erick, ini karena ada cabang-cabang yang kurang populer di mata masyarakat.

"Tidak bisa dihindari, pertandingan yang tidak populer, tidak mungkin tiketnya lebih tinggi dari pertandingan yang populer. Di olahraga yang populer pun, tidak mungkin tiketnya lebih tinggi, ketika tim Indonesia main," kata Erick.


Punya Pilihan Masing-masing

Kendati demikian, Erick menuturkan cabang-cabang yang kurang populer tetap punya pasar sendiri. Pasalnya, negara-negara peserta punya pilihan menonton cabang yang jadi andalan mereka.

"Seperti softball atau baseball, Jepang dan Korea rame, tapi penjualan kita tahan karena takut ada negara lain yang ingin menonton," ujar Erick mengakhiri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya