Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi mengadakan webinar pelatihan Literasi Digital sektor pendidikan.
Tujuannya untuk meningkatkan literasi di jenjang anak-anak dan remaja timur Indonesia khususnya Papua-Maluku terhadap media digital yang dikenal dekat dengan keseharian masyarakat.
Advertisement
Kali ini, pelatihan tersebut mengusung tema 'Digital Savety 101: Dasar Keamanan Akun Media Sosial' yang dilaksanakan pada Senin (8/5/2023) secara daring dengan cara nonton bareng di aula sekolah.
Webinar tersebut diikuti oleh kurang lebih 2.000 Peserta yang terdiri dari siswa dan guru dari SMA 2 Seram Maluku Barat, SMPN 2 Kairatu, dan SMAN 22 Kairatu.
Salah satu narasumber Pegiat Literasi Sophie Tobelly memberikan materi pertama mengenai Budaya digital. Dia mengingatkan terkait fenomena Fear of Missing Out (FOMO) dan Joy of Missing Out (JOMO).
"Adanya budaya media sosial, sangat diperlukan karena mampu membangun kepedulian netizen asyik pada keamanan media sosial. Bukan cuma itu, tapi juga membangun toleransi tentang privacy, lebih memperhatikan aturan aplikasi, lebih waspada terhadap pesan digital, dan mampu mengatur FOMO dan JOMO serta detoks media sosial," ujar Sophie melalui keterangan tertulis, Senin (8/5/2023).
Kemudian, Pegiat Literasi Hayuning Sambadra menjelaskan tentang pentingnya menjaga keamanan akun media sosial (medsos).
Pada kesempatan yang sama, dilanjutkan dengan paparan mengenai Keamanan Digital dari a selaku penggiat literasi. Karena, kata dia, tidak semua yang ditampilkan di media sosial itu baik.
"Tidak ada yang aman 100% di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi resikonya sebisa mungkin. Keamanan di dunia digital berbanding terbalik dengan kemudahan, akan agak ribet sedikit menyebabkan kita lebih aman dalam bersosialisasi di media digital," ucap Hayuning.
Tak Semua Harus Dibagikan ke Publik
Selain itu, Entrepreneur yang bergerak di bidang digital yang tentu aktif berkegiatan di media sosial Oddy Waji menegaskan tentang tidak selalu kehidupan kita dibagikan di media sosial.
"Tidak bisa kita membagikan apapun yang kita dapatkan di dunia digital secara mentah, kita harus saring terlebih dahulu segala sesuatunya sebelum membagikan ke khalayak," ucap dia.
"Karena, jejak digital mampu membuat kita jatuh dan hancur atau sebaliknya. Bukan cuma dari apa yang kita bagikan, tapi untuk data diri kita pribadipun, jangan sembarangan membagikannya di media digital, karena terlalu banyak kejahatan yang disebabkan dari kecerobohan," jelas Oddy.
Advertisement
Workshop Literasi Digital Akan Terus Berlanjut
Acara ditutup dengan pengumuman pemenang gimmick dan pembagian hadiah berupa uang elektronik pada peserta yang beruntung.
Selanjutnya akan diteruskan dengan Workshop Literasi Digital Berikutnya dilain hari dengan beragam tema yang tentu sangat akrab dengan kehidupan dan keseharian netizen asyik, diisi oleh para penggiat literasi yang sudah terpercaya dan berbakat di bidangnya.
Jadi, jangan sampai ketinggalan ya! Netizen Asyik bisa dapatkan informasi mengenai pendaftaran dan registrasi Workshop Literasi Digital daerah Papua dan Maluku di media sosial instagram @terasmaluku dan @seputarpapua.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Ada pun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.
Status Literasi Digital Indonesia
Sebelumnya, status literasi digital di Indonesia pada 2022 mengalami kenaikan menjadi 3,54 yang termasuk dalam kategori "sedang", yang menunjukkan masih banyak ruang untuk peningkatan.
Dalam merespons kondisi tersebut, Kemenkominfo melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika menyelenggarakan Program Literasi Digital Nasional dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dirjen Aptika Samuel Abrijani Pangerapan menyampaikan tujuan diadakannya Workshop Literasi Digital.
"Workshop diadakan dengan empat pilar adalah sebagai kurikulum literasi media digital yang mampu menjadi bekal bagi masyarakat khususnya warga indonesia timur Papua dan Maluku," kata Samuel.
Kemudian, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Seram Bagian Barat Johan Tahiya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kemenkominfo dan Siberkreasi atas diadakannya Workshop Literasi Digital dengan empat pilar untuk daerah Maluku dan Sekitarnya.
"Adanya workshop Literasi Digital di daerah Maluku Barat membantu anak-anak muda di daerah kami, perlu paham fakta-fakta sederhana di dunia digital agar lebih waspada dan lebih luas perkembangan mereka," jelas Johan.
Advertisement